Powered By Blogger

Jumat, 28 November 2014

Senja.


Sahabat,

Aku jadi teringat dengan fisik ku sendiri, waktu yang terus berjalan, usia yang terus bertambah, dan seiring dengan itu semua aku pasti akan tua.

Tua itu pasti bukan?!

Iya... lambat laun, semuanya akan jatuh pada keadaan sebaliknya (ardzalil umur/pikun) karena dimakan usia hingga pada saatnya nanti, aku akan merasakan pandangan dan pendengaran yang mengabur, gigi-gigi mulai goyah dan tanggal.

Daya ingat dan keseimbangan yang melemah. Kulit yang mulai kendur, keriput dan rentan dengan jamur. Serta tulang-tulang yang tidak lagi kokoh menopang berat tubuh sehingga berakhir dengan kebungkukan.

Bungkuk, ringkih, tua dan rapuh....

Dan hati nurani ku berbisik :"Tidak perlu takut menjadi tua, karena suka tidak suka pasti tua".

Betul, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana aku menjadi mulia di usia tua nanti adalah tergantung dengan apa-apa yang aku lakukan dimasa mudaku, begitu bukan?

Andai aku tahu bahwa nafas yang dititipkan Allah ini akan terus dititipkan hingga 50 tahun lagi atau lebih atau kurang... mungkin aku akan menunda-nunda ibadah, kan masih banyak waktu untuk tobat.

Masalahnya mengapa aku harus ibadah sejak usia muda karena aku harus mempersiapkan kepulangan ku yang mungkin terjadi saat aku muda. Indahkan kalau mati muda dalam keadaan ibadah... harum namaku... terang kuburan ku.

Dan satu hal yang harus aku ingat bahwa waktu yang diberikan oleh Allah ini akan dihisab dan jika disaat aku muda aku sia-siakan, kapan bisa nabung pahala dong... Tidak cukup waktu jika baru ibadah di usia tua saja. 

Beratkan?! Pasti.

Semakin berat godaan semakin tinggi nilai pahalanya bukan?... Ibarat menaklukkan sinar matahari diatas kepala, pasti beda panasnya dibanding menaklukkan matahari di senja hari... namun nikmatnya beda.

Duhai Allah, jadikan setiap upaya ibadah ku ini untuk menjadikan aku kekasih Mu.

Yok, takwa lah selagi nafas masih dipinjamkan, mau kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar