"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam...
Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpa-MU butiran debu"
Kalimat diatas adalah penggalan syair lagu "Butiran Debu". Aku terhanyut oleh syair lagu ini yang nyaris mengalirkan anak sungai di ujung mata ku, cengeng... menusuk hati ku, menebas keikhlasan ku.
Aku berusaha mengembalikan kesadaran ku, agar tidak kelihatan cengeng, tidak kelihatan bahwa aku nangis ketika rindu itu datang menyerang... segitu saja nangis, parah! hehehe...
Kesadaran ku balik mari berpikir, apa iya orang yang aku rindu kan, pernah merindukan aku juga seperti yang selalu aku rasakan :(
"Emangnya salah, kalau merindukan?"
Iya, salah. Ini efeknya karena efek pembodohannya akan luar biasa, sulit tidur sementara orang yang kita rindu ngorok asik, tidak bisa makan sementara orang yang kita rindu pesta makan, tidak bisa move on sementara orang yang kita rindu sudah kemana-mana. nah..nah.. segitu saja efeknya?
Masih ada lagi nih..
Merasa bahwa diri kita tidak bermakna, merasa bukan siapa-siapa, merasa tidak berharga, merasa diremehkan, merasa direndahkan, merasa dicuekan.... ngaku deh? benar kan? hehehehe...
Padahal kerinduan kita hanya tidak berarti buat satu orang. Sementara di samping kita, di sekeliling kita banyak orang yang merindukan kita tidak menyakiti kita dan kita memberi arti pada mereka.
Terus mau kita biarkan mereka yang merindukan kita.
Satu hal yang harus diingat dear, semua orang boleh tidak merindukan kita dan semua orang boleh meninggalkan kita asal Allah tidak.
"Ya Rabb, tanpa-MU hamba hanya butiran debu"