Powered By Blogger

Senin, 31 Agustus 2015

Pohon

Sahabat,
Dari kaca lebar dihadapanku aku melihat angin begitu kencang menggoyang-goyangkan semua pohon. Allah sedang menunjukkan betapa Maha Besar Kuasa Nya dari angin yang Ia tiupkan ke pohon itu, dan aku merasa amat kecil.

Jika Allah berkehendak maka mudahlah pohon-pohon tinggi dengan dahan yang kekar dan daun yang lebar menjuntai itu untuk tumbang dan menimpa bangunan yang di dalamnya ada aku... Allah Akbar.

Dari peristiwa ini aku mendapatkan pelajaran bahwa semakin tinggi pohon semakin kencang anginnya yang berarti semakin ia menjauh dari tanah dan tumbuh tinggi maka semakin kencang angin yang menerpa. Semakin tinggi keberadaannya akan semain terlihat dan dahannya akan semakin bermanfaat. Semakin tinggi semakin sering terkena matahari dan sehat.

Begitu juga dengan kita (manusia), semakin naik derajatnya (level) kita semakin banyak ujiannya.... setuju kan...?!!.

Semakin aku sabar maka derajat ku di mata manusia akan naik. Semakin aku tawakal maka semakin banyak sahabat-sahabat yang bersandar kepada ku karena mereka tahu bahwa aku bersandar kepada Allah... artinya untuk menjadi berarti harus diuji dulu.

Setiap tingkatan kehidupan itu pasti ada ujiannya... Untuk menjadi sabar aku harus merasakan marah. Untuk menjadi ikhlas aku harus rela kehilangan apa-apa yang aku cintai. Untuk mencapai level tawakal aku harus dihempaskan oleh keadan dimana semua doa ditunda untuk dikabulkan.

Dan jangan katakan diri kita beriman sebelum teruji... eeeaaaa....

Semua ujian itu akan menjadi akar jiwa. Ujian adalah bagian dari cinta Allah... yang penting setiap ujian itu apakah akan membuat kita semakin dekat dengan Allah dan akar kita semakin kuat ataukah membuat kita jauh dari Allah.

Dan jadikan pohon sebagai Iman dan angin sebagai Ujian.


Kamis, 06 Agustus 2015

Hati.

Sahabat,
Menurut kamu Hati itu apa sih?

Hati menurut ku adalah cermin... 

Iya seperti cermin diletakkan di kamar sebagai tempat berhias, yang setiap hari cermin ini selalu dibersihkan, agar aku dapat melihat diri ku dengan jelas, agar aku dapat melihat pakaian ku pas warnanya, agar aku dapat melihat wajah ku terlihat cantik, agar aku dapat melihat penampilan ku. Kemudian ketika ada debu yang lupa aku bersihkan maka jika aku biarkan akan menempel, mengering di cermin.  Dan yang terjadi kemudian adalah aku tidak lagi dapat melihat dengan jelas apakah aku terlihat cantik atau tidak, apakah penampilanku rapi atau tidak, apakah pakaian ku pas atau tidak... karena cerminnya kotor.

Begitulah hati menurut ku, hati adalah cermin...
Ketika satu kesalahan atau dosa aku biarkan, kesalahan atau dosa kedua aku lupakan dengan alasan nanti aja lah minta maafnya/taubatnya, kemudian satu titik itu menjadi menggumpal, berkarat, menghitam maka jangankan bercermin mungkin aku tidak lagi bisa membedakan mana diriku yang sebenarnya dan mana yang kotoran?!
Mungkin saat itu segala nasehat sudah tidak lagi masuk ke hatiku, tertutup oleh dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang berbuah kesombongan untuk mendengar nasehat.

Apa sih yang bisa membuat hati tidak bening, tidak jernih?!

Ini menurut ku....
"Ketika aku membiarkan lidah dan perbuatan ku menyakiti hati orang, ketika aku berjanji tidak aku tepati, berkata mungkin berdusta, melihat sahabat bahagia iri, melihat sahabat sedih bersorak nyukurin... yang paling parah adalah membiarkan diri ku terhujam amarah tanpa berniat untuk meminta maaf atau memaafkan kesalahan orang lain. Hati dengan semua penyakit ini, mana bisa dijadikan cermin kan?! yang ada hati jadi hitam tidak merah lagi deh"... he3x.

Apa yang harus aku lakukan...???

Yaaa... membersihkan setiap titik agar hatiku tidak berkarat. Ketika kesalahan atau dosa kecil aku buat segera mohon ampun kepada Allah dan meminta maaf, ketika dosa besar aku lakukan aku bertobat, ketika sahabat bahagia aku tidak iri tapi ikut bahagia, ketika sahabat ku luka aku tidak nyukurin tapi mengobati lukanya dengan senyum manis ku. ketika berjanji aku tepati, berkata aku jujur dan benar, ketika marah aku diam bukan mencari kambing hitam dari kesalahanku, segera minta maaf karena siapa tahu habis marah ajal ku tiba. Nah inilah hati yang jernih atau bening menurut ku.

Hati yang jernih atau bening akan jelas terlihat dari pembawaan raga karena hati adalah cerminan jiwa yang kasat mata secara raga.

Jadi hati memang hanya sepotong daging berwarna merah... tapi fungsinya menyangkut seluruh segi kehidupan, rusak hati maka rusaklah seluruh kehidupan ku.
Hati memang luar biasa...