Powered By Blogger

Jumat, 30 Januari 2015

Hening....



Hening

Kala malam tiada berbintang
Tampak redup wajah rembulan
Hening sunyi sangat mencekam
Desir angin pun tanpa suara

Ku termenung menatap alam
Kepasrahan semakin dalam
Jagat raya dan seisinya
Lukisan segala kuasa

Kehidupan di alam semesta
Mengagumkan dan luar biasa
Semakin ku rasa keagungan ini
Karya cipta Mu Tuhan

Embun pagi dan rerumputan
Hijau daun dan warna bunga
Kicau burung yang hinggap di dahan
Matahari bersinar terang

Dan semua ini semakin kurasa
Sebagai nikmat yang telah Kau berikan
Takkan ku langkah kan kaki ku lagi
Tanpa bimbingan Mu Tuhan

Sahabat,

Hening, hampa... inilah yang bisa aku gambarkan mengenai jiwa ku. Rasa kehilangan... rasa hendak kehilangan... rasa takut kehilangan... bercampur mengaduk-aduk jiwa ku yang tenang.

Ah rasa itu datang lagi....

Gemuruh suara laut juga hening... bukit di ujung pandangan ku juga hening... kabut yang turun menutupi hijaunya dedaunan juga hening... etalase-etalase kehidupan yang hiruk pikuk ditengah kejamnya kota juga hening untuk ku... di antara ada dan tiada juga hening... 

Jadikan cobaan demi cobaan, kehilangan demi kehilangan ini sebagai alat untuk menguatkan ku yang lemah, tuangkan kesabaran atas hamba Ya Allah. 

Wahai penggenggam semua hati, lindungi aku dari tersakiti hatiku, lindungi aku dari menyakiti hamba Mu yang lain.

Ya Allah, betulkah bahwa semakin ingin dekat kepada Mu, maka akan semakin berat ujian hidup ku. Sempurnakan cahaya Mu untuk ku... Jangan beri hamba cobaan diluar batas kemampuan hamba untuk memikulnya.

Ya Allah, aku ingin selalu bersama Mu, bersama rahmat Mu, bersama kasih sayang Mu... bersama Mu di sisa umur hamba. Jika ujian ini adalah cara Engkau untuk mendekatkan hamba dengan Mu, maka hamba ikhlas... hingga tiada lagi batas dan hijab qalbu. Menjadi mulia karena Mu.

Ya Allah, bolehkah aku katakan bahwa aku takut sendiri.

Rabu, 28 Januari 2015

Hidup tidak selalu Hitam & Putih.



Sahabat,

Hidup memang tidak selalu hitam dan putih, hidup ini adalah pertukaran luka... dengan bahagia, airmata... dengan tawa, cemooh... dengan pujian, begitu terus silih berganti.

Gelisah, merasa sendiri, merasa tidak di sayang lagi, merasa paling menderita, merasa ditinggalkan... iya semua perasaan yang bikin aku cepat tua kadang hadir tanpa bisa aku hindari hehehehe...

Padahal aku seringkali bilang bahwa jiwa ini milik Allah dan Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang" artinya... ya hanya Allah yang mampu membuat gelisah dan rasa sedih itu hilang. Dan jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolong.

Iya, shalatlah alat bahagia itu, sumber ketenangan itu.

Shalat yang bagaimana tuh... yang mampu membuat bahagia dan tenang ?!

Shalatlah dengan hati.

Shalatlah dengan shalat yang memutuskan perpisahan dari dunia. Maksudnya adalah shalat yang menghadirkan Allah, shalat yang mempersembahkan hati kepada Allah... bukan saat shalat sibuk memikirkan dunia tidak menghadirkan Allah saat shalat, cuma jungkir balik dan pikiran kemana-mana.

Shalat yang bagaimana sih... yang bisa menolong ?!

Shalatlah dengan taubat.

Shalat dengan janji tidak akan lagi mengulang kesalahan-kesalahan masa lalu, yang biasa menyakiti orang, ngomongin orang, mendzalimi orang, yang biasa sombong... dan kenanglah semua kesalahan ini saat shalat dan berjanjilah pada Allah ini yang terakhir... seraya berucap Astagfirullah... astagfirullah... astagfirullah... lanjutkan dengan dzikir.

Jadi mulai sekarang carilah bahagia, carilah kasih sayang Allah, cinta Allah... Tidak ada yang lain yang lebih membahagiakan selain Allah.


#Edisimoveon

Kamis, 22 Januari 2015

SPBU.



Sahabat...

Aku teringat sewaktu aku tinggal di Indonesia dengan kata "kita mulai dari Nol ya bu", setiap kali aku mengisi perut mobil ku di SPBU plus selalu disuguhkan senyum manis mbak/mas penjaga pompa bensin. 

Kalau di SPBU makna titik Nol sebagai pertanda bahwa dispenser itu bekerja dari nol untuk mengisi perut mobil ku dan setelah penuh angka nol terpajang kembali.

Dan pada saat Idul Fitri makna titik Nol adalah Minal Aidin Wal Faidzin yang berarti semua dosa yang lalu dengan sahabat terhapus dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.

Kemudian aku mencoba memaknai kata mulai titik Nol dari sisi ku yang berbeda bahwa titik Nol ini adalah Hijrah yang artinya meninggalkan keburukan-keburukan dimasa lalu atau titik minus berhenti di titik nol sebagai hijrah dan melanjutkan dengan titik-titik plus didepan. 

Ah indahnya Titik Nol ketika kita mampu memaknainya sebagai hijrah.

Hijrah yang aku maksud disini bukan hijrah fisik yang berpindah, tapi hijrah perpindahan nilai-nilai buruk dalam kehidupan ke nilai-nilai baik. Misalnya dulu pemarah kemudian jadi lembut, dulu pelit kini rajin bersedekah, dulu tidak peduli kini mulai membantu meski bukan bentuk harta... Hijrah hati kali ya tepatnya.

Dan kata ayahku bahwa :

"Hijrah yang terpenting ada dua. Pertama... hijrah dari karakter yang buruk ke karakter yang baik. Kedua... hijrah dari karakter yang lemah ke karakter yang kuat. Perubahan itu sebaiknya dimulai dari diri sendiri, dimulai dari yang kecil dan dimulai saat ini".

Lalu akankah kita tetap diam ketika kita tahu bahwa kita berada di titik-titik minus kehidupan kita. Padahal kita tahu/paham bahwa Allah tidak akan mengubah diri kita ketika kita tidak merubahnya.

Nah mulai sekarang bergeraklah... tinggalkan titik minus, menuju nol dan dari nol kita menuju plus... tinggalkan segala bentuk kemunafikan, iri, dengki, marah, sombong.

Kalau aku akan mulai hijrah : "Dari lisan, agar tidak gampang berucap yang salah-salah. Untuk itu aku akan lebih banyak diam, berzikir". Kalau sahabat, mulai dari mana hijrahnya?

#Let's share.

Senin, 19 Januari 2015

Sahadat.

 
Sahabat,

Suatu hari di bulan Desember tahun 2014... aku menghadiri acara peng-Islaman seorang sahabat kecil ku, ditandai dengan mengucapkan Sahadat Tauhid dan Sahadat Rasul. Maka sang sahabat secara hukum islam, sudah berstatus muslim. katanya begitu.:)

Kemudian jiwaku mencoba memahami, apa iya sahabatku itu sudah muslim? Apakah semudah itu menjadi muslim?

Apakah semua yang bisa mengucapkan kalimat sahadat bisa dibilang muslim?! Maksudku begini :"kalau ada robot bisa mengucapkan kalimat "sahadat" apakah robot ini bisa dibilang muslim?!.

"Robot tadi bukan muslim lah" karena robot tidak mengucapkan kalimat sahadat berdasarkan kesadaran diri, tapi digerakan oleh remote control yang tombolnya di pencet manusia... jawab hati nurani ku... (hehehe tanya sendiri dijawab sendiri).

Jadi sesuatu yang diucapkan tanpa kesadaran dan tentu tidak berlaku konsekuensi-konsekuensi nya kan? Lalu ketika aku mengucapkan sahadat tanpa kesadaran dan tanpa tahu konsekuensinya itu artinya aku sama dengan robot tadikan?! 

Ah... hati nurani memang tidak pernah berdusta.

Tapi... aku tidak ingin membahas sahabatku yang baru saja di Islamkan, aku akan membahas seberapa islamnya aku saja.

Aku mencoba mengerti diriku, mulai berpikir, berapa kali dalam sehari aku mengucap sahadat, dan sudah tahukah aku konsekuensi dari sahadat yang aku ucapkan.

Ketika aku berkata "Tiada Tuhan selain Allah", semestinya aku hanya men-Tuhankan Allahkan? Tapi ketika aku mengalami ujian (ujian kesenangan dan ujian kesusahan) dari Allah, aku masih protes... padahal aku tahu ujian itu dari Allah, apa ini yang aku sebut men-Tuhan Allah?!. atau jangan-jangan hanya di bibir ku saja.

Iya, mungkin ribuan kali aku bersahadat sepanjang nafas ku, mestinya aku cukup mengerti bahwa "Tiada tuhan selain Allah" itu adalah tujuan hidupku dan langkah-langkah ku.

Ketika aku bekerja untuk tujuan cari uang sebanyak-banyaknya buat bersenang-senang di akhir bulan dan mengharapkan banget cinta/perhatian dari orang lain, yang aku pikir bisa membahagiakan ku.... Apa aku tidak malu dengan kalimat sahadat yang aku ucapkan ribuan kali.

Duh... malunya !!

Sekarang waktunya mengembalikan arti sahadat yang aku ucapkan puluhan kali setiap hari, agar tidak hanya menjadi lips service tapi harus betul-betul membuat aku mengerti bahwa Allah itu tujuanku bukan harta, bukan jabatan, dan bukan cinta manusia... karena kalau itu tujuanku, siap-siap saja semua diambil oleh Allah.

Dan mulai sekarang jadilah muslim bukan robot.

Muslim adalah manusia yang menjadikan Allah tujuan hidupnya dan menjadikan Rasul sebagai teladannya. Ketika Allah menjadi satu-satunya tujuanku, pasti urusan-urusan dunia akan diselesaikan oleh Yang Maha Kaya.


#Mari perbarui imam dengan mengucapkan sahadat "Tiada Tuhan selain Allah" sekali lagi dan maknai jangan cuma dibibir.

Sabtu, 17 Januari 2015

"Hachiko a dog story"


Sahabat,

Film "Hachiko a dog story" kisah yang menarik tentang arti sebuah "kesetiaan". Kesetiaan yang dapat aku pelajari dari seekor anjing dan lama aku berpikir serta mengingat-ingat lagi arti kata "setia".

Barisan kata yang akan aku tuliskan di bawah ini bukan semata-mata untaian jiwaku, tapi belajar dari apa yang terjadi dalam hidup seorang sahabat baik ku. 

Aku koq jadi berpikir ya, apa iya saat ini kata setia itu masih ada? Apa bukannya setia itu hanya dimiliki oleh mahluk Allah seperti Hachiko seekor anjing? Apakah kata setia itu masih berlaku untuk manusia ya?

Pengertian sederhana ku "setia" adalah tidak pernah meninggalkan dalam keadaan apapun, dalam bahagia atau luka, dalam sehat maupun sakit. Serta tidak bicara yang tidak perlu dan tidak membahagiakan orang lain dengan alasan silaturahmi atau alasan apapun kecuali untuk keluarganya.

Aku jadi teringat pada kisah seorang sahabat baik ku katanya :

"Dulu pasangan ku pernah berjanji kepada ku atas nama Allah untuk terus bersama ku, mencintai ku apa adanya, menerima ketika aku sakit dan sebagainya dan seterusnya. Jujur, saat itu aku seperti bidadari yang tanpa sayap tapi mampu terbang. Saat itu aku dan dia lupa bahwa Allah Maha Membolak balik kan Hati, bahwa cinta itu hitam putih, bahwa setia itu kadang datang, kadang pergi, bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi". kata sahabat baik ku.

Sahabat baik ku lupa pada pesan lembut dari Sang Pemilik Nafas: "Janganlah mencintai mahluk lain berlebihan, karena suatu hari mungkin kita akan membencinya".

Maha Besar Allah dengan segala firman-Nya... 

Dan cinta jadi berhala kalau kita memuja dan melupakan pesan Allah. Begitu bukan?

Semoga sahabat baik ku bisa menyelesaikan masalah mereka dan mereka cepat tersadar dari khilaf mereka.

Jadi apa ya arti setia itu?

Aku jadi teringat ucapan seorang ibu penjual gorengan di depan rumahku, salah satu ciri orang munafik adalah "ketika ia berjanji ia ingkar".

Nah tidak setia itu kan mengingkari janji yang sudah terucap ketika jatuh cinta. Haih... 

Jadi setia itu ada atau tidak?

"Ada"... kata sahabat baik ku "setia kepada banyak perempuan ". hehehe....

Ah sulitnya mengartikan setia, sesulit mengartikan cinta....

Masih mampukah aku memberi arti kata setia dalam hidup sahabat baik ku, masih mampukah aku melihat bahwa setia itu bisa dimiliki oleh mahluk Allah yang mengaku berakal ?!.

Atau setia itu baru ada ketika kita sudah kehilangan akal seperti Hachiko seekor anjing yang setia?!

Katanya manusia berakal, mestinya bisa lebih setia dari si Hachiko donk... katanya tidak mau dibilang munafik mestinya tidak ingkar janji donk...

Tapi kan !!

Iya, selalu ada kata "tapi" dibelakang kata nama setia.


Heeh... aku sulit menyimpulkan arti kata setia, karena aku kehilangan arti sebuah kesetiaan dari seorang sahabat.

Kamis, 15 Januari 2015

Pergilah...

Image

Pergilah Kasih

Tak pernah ku sangka ini terjadi
Kisah cinta yang suci ini
Kau tinggalkan begitu saja
Sekian lama kita berdua

Tak ku sangka cepat berlalu
Tuk mencari kesombongan diri
Lepas segala yang pernah kau ucapkan
Kau tinggalkan daku

Pergilah kasih kerja lah keinginan mu
Selagi masih ada waktu
Jangan hiraukan diri ku
Aku rela berpisah demi untuk diri mu

Semoga tercapai segala keinginan mu

Sahabat...

Tidak henti-hentinya aku berdzikir dengan harapan gundah dihati ku akan sirna. Iya... malam ini aku kehilangan jiwaku yang kuat, aku kehilangan arah ku yang pasti, dan aku kehilangan pegangan ku yang selama ini begitu kuat menggenggam jiwaku.

Jiwa... jangan putuskan kekuatan yang beberapa purnama ini telah aku miliki, dan jangan hempaskan aku ke luka yang lama, luka yang belum kering menggores hatiku.

Ya Allah, Aku tidak tahu apa yang terbaik untuk ku... tunjukkan aku, terangi aku dengan pelita hidayah Mu, untuk mengobati resah dan luka ku, untuk dapat kembali mendekap cinta Mu. Engkau sebaik tempat mengadu... Engkaulah yang Maha Mengetahui bisikan hati. Limpahkan ketenangan dalam hatiku. Aamiin YRA

Mungkin aku gelisah karena kerinduan ku pada seorang sahabat sejati ku yang tidak pernah ingin kembali... sebegitu rindukah aku pada dia? hingga resah begini menyiksa... Lalu bagaimana rinduku pada Allah yang tidak pernah meninggalkan ku dan akan terus ada untuk ku.

Ah, tidak sepantasnya rindu ini membawa jiwaku.

Pergilah sahabat sejati ku... jangan racuni aku dengan sesuatu yang fana.
Pergilah sahabat sejati ku... Aku hanya ingin mengisi ruang rinduku dengan rindu pada Illahi.

Pergilah...  

Selasa, 13 Januari 2015

Tidur !!


Sahabat...

Tidur adalah kematian kecil sebagai salah satu tanda-tanda kebesaran Allah. 

Terbayang tidak ketika tidur kan kita mati suri tidak ingat apa-apa, artinya jiwa kita pada saat itu pasti dalam genggaman Allah, kemudian dikembalikan dengan cinta Allah untuk kita gunakan lagi ketika bangun.

Maka aku harus akui bahwa di dalam tidur itu ada kasih sayang Allah, jadi selama aku mau tidur bersyukur dan bangun bersyukur maka bisa dimengerti bahwa bersyukur adalah ibadah jadi tidurnya adalah ibadah...

Aku setuju jika tidur adalah ibadah.

"Ya Allah dengan nama Mu aku hidup dan mati" 
(ini doa sebelum tidur yang isinya rasa syukur kita).

Jika aku tidur 8 jam sehari, kalau sehari ada 24 jam, maka 1/3 dari umur ku telah aku gunakan untuk tidur. Rugi lah kalau waktu sebanyak itu tidak diniatkan untuk ibadah.

Jadi tidur yang ibadah itu bukan hanya yang sekedar tidur pulas tapi tidur yang diniatkan untuk ibadah... caranya bagaimana tuh?!

Begini...

Pertama, pasti niat.... Niatkan tidur sebagai ibadah karena Allah bukan niat biar mimpi indah. Atau sebelum tidur malah sibuk mengkhayal yang tidak-tidak hehehe... 

Kedua, pernah dengar kalimat ini :

"apabila kamu mendatangi tempat pembaringan mu, maka berwudhu lah seperti wudhu mu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi kanan mu... kemudian ucapkanlah: Ya Allah, sesungguhnya aku menyerahkan hidup aku kepada-Mu, dan aku hadapkan wajah ku kepada mu, dan aku pasrahkan urusan ku kepada-Mu, dan aku perlindungkan punggung ku kepada-Mu, dengan penuh harap dan takut kepada-Mu...".

Jadi, tidur yang ibadah tentunya tidur yang diniatkan untuk mengingat Allah saja. Bukan tidur gaya mbah Surip "bangun tidur, tidur lagi. Bangun lagi, tidur lagi... habis mandi, tidur lagi. Bangun lagi, tidur lagi" :) hehehehe...

Ah indahnya jika semua untuk Allah.... Tidur untuk Allah, bangun untuk Allah, hidup untuk Allah, mati untuk Allah.

"Aku belajar tidak mengingat apapun menjelang tidur, caranya berzikir dan istighfar. Takut Allah tidak menitipkan nafas lagi pada saat aku bangun tidur. Jadi kalaupun aku berpulang saat tidur maka kegiatan terakhir ku adalah mengingat Allah".

Jadi tidur itu termasuk ibadah loh, asal jangan kebanyakan.

*Tidur ah !!!...

Minggu, 11 Januari 2015

Saat Hati Tak Sanggup Memaafkan !!


 

 
 Sahabat,

Minggu ini waktunya untuk istirahat setelah pergulatan panjang melawan berbagai hantaman, melawan berbagai ketidak nyamanan jiwa dan raga, melawan perasaan direndahkan dan diremehkan.

Ah sungguh hidup adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah yang lain, semoga aku mampu melewati semua ini dengan sisa-sisa umur dan kekuatan ku. Aamin...

Kata "Maaf" mengingatkan ucapan sahabatku yang ketika aku meminta maaf dia menjawab : "Kesalahan loe terlalu besar, sulit buat gue untuk memaafkan".

Hatiku menangis waktu itu, rasanya terbayang olehku bahwa aku tidak akan bisa mencium baunya surga di muara nafas ku nanti dan akan tetap berdiri tertegun karena pintu surga tertutup untukku sebelum dia memaafkan.

Tetapi syukur Alhamdulillah, terima kasih ya Allah setelah aku berjumpa dengan sahabatku seorang guru ngaji, aku di tenangkan olehnya bahwa "Jika kita sudah meminta maaf maka gugur kewajiban kita, selebihnya serahkan kepada Allah agar hati menjadi tenang... kan Allah Maha Pengampun".

Lalu bagaimana dengan sahabatku?

"Maaf adalah kewajiban kita untuk meminta dan memberi... doakan semoga Allah mengampuni dan menyadarkan sahabat mu yah, Allah kan Maha Menggenggam semua hati, Maha Membolak balikkan hati... siapa tahu suatu hari nanti sahabat mu di sadarkan oleh kejadian serupa dimana tiada kata maaf baginya" kata sahabat guru ngaji ku ini.

Tidak ada perbuatan yang luput dari tatapan Allah.

Kuasa-Mu ya Allah untuk memberi ampunan atau menunda ampunan atau tidak memberikan ampunan karena berkubangnya dosa-dosa yang melekat di jiwaku yang lemah ini. Aku yang kadang sangat rentan untuk tergoda oleh setan. Aku yang kembali mengulang kesalahan yang sama...

Masya Allah, sungguh aku belum mampu berpaling dari dosa-dosa kecilku.

Ya Allah, kepada Mu tempat aku berserah... Semoga semua perintah Mu yang hamba lakukan ini akan terus hamba bawa dan semoga segala larangan Mu yang hamba hindari ini dapat terus hamba jauhi hingga datang waktu ku untuk kembali kepada-Mu. Aamiin YRA.

Wahai Allah yang Maha Menatap... beri aku ruang untuk selalu meminta dan memberi maaf diantara kami.

Jumat, 09 Januari 2015

Indahnya Perpisahan




Sahabat,

Indahnya perpisahan, sungguh kalimat yang sangat indah di telinga ku, karena aku sangat takut dengan perpisahan. Lebih tepatnya aku tidak suka dengan perpisahan, apapun bentuk perpisahan itu.


Tahu tidak perpisahan tidak pernah bermaksud membuat kita mati

Ketika aku menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi harusnya aku juga menyadari bahwa ada pertemuan pasti ada perpisahan, tapi aku maunya bertemu tanpa berpisah lagi hehehehe.... maunya sih!

Kadang otak dengan hati tidak sejalan.... percaya tidak ada yang abadi tapi tidak mau menerima perpisahan. iya, bukan tidak bisa menerima tapi tidak mau... hehehehe bingung kan?!

Perpisahan, apa iya kata yang satu ini selalu identik dengan luka, dengan airmata, dengan semua yang menyesakkan tenggorokan???? Mungkin sekian tahun yang lalu aku sependapat.

Perpisahan kali ini perpisahan yang kita sadari karena kasih sayang Allah pasti indah... sekali lagi Allah membuktikan bahwa perpisahan ini karena cinta-Nya yang luar biasa terhadap kita. 

Allah tidak pernah memisahkan sesuatu dari hamba-Nya kecuali Dia menggantinya dengan yang lebih baik. Dan Allah tidak pernah ingkar janji...   Kita harus percaya dengan janji Allah.


Aku yakin dengan janji Allah dan Allah tidak pernah ingkar janji. Suatu saat nanti pasti kita akan bertemu lagi.

Kamis, 08 Januari 2015

Ketika Manusia Hidup Tanpa Hati.



Sahabat...

Dari seorang sahabat baik ku aku mengambil hikmah bahwa setiap perbuatan akan berbalas, bahwa doa orang yang ter-zalimi akan didengar Allah.

Tulisan ini atas permintaan dia (sahabat baik ku)... aku tidak bermaksud menghakimi... atas niat baik sahabatku ini meminta agar aku dan kita semua bercermin darinya yang kini mulai kembali kepada Allah.

Di suatu sore aku bertemu dia di salah satu sudut taman sebuah cafe tempat kami mengadakan reuni... di atas kursi roda itu sahabat baik ku duduk dengan tubuh kurus kering, lumpuh.

Sahabat baik ku ini adalah dulu salah seorang direktur di Perusahan Negara dan dengan semua yang ia miliki saat itu kesombongan telah menjadi pakaiannya, hati nurani lari dari jiwanya dan ia adalah tubuh tanpa hati. Karena ia sangat-sangat tidak tidak perduli dengan apa yang ia lakukan.

Masih terngiang tangis istri sahabat baik ku ini yang dipermainkan perasaanya, di gauli, dan ditinggalkan tanpa rasa tanggung jawab, tanpa rasa iba dan tanpa rasa-rasa yang lainnya yang membuat sahabat baik ku ini bisa disebut manusia, dan menurut aku waktu itu dia tidak layak disebut manusia... karena dibalik kesuksesannya, dia hidup tanpa hati...

Nauzubillahimindzhalik... "Ketika Manusia Hidup Tanpa Hati".

Dan setelah sekian tahun dia hidup dengan kesuksesan dan harta yang banyak... kini Allah menghadirkan dia dalam sosok yang lain. Sosok sahabat yang sedang diuji Allah dengan penyakit lumpuh di usia senjanya...

Bukan hanya itu kesombongannya telah menjerumuskan dia pada pilihan yang salah terhadap seorang perempuan yang dia pilih menjadi simpanannya... Kasihan banget... mantan karena "Cinta Lama Belum Kelar". Yang kemudian meninggalkannya setelah dia lumpuh.

Masya Allah, sungguh Allah berkuasa mutlak atas hidup manusia. Mutlak, suka tidak suka Allah berkuasa... dan ketika Dia hendak memberi pelajaran akan kesombongan, ketidak pedulian hati hamba terhadap hamba lainnya maka tidak ada yang mustahil, lumpuh, kebutaan, hilangnya semua yang dimiliki adalah bukti bahwa Allah itu ada dan melihat setiap perbuatan, Subhanallah...

Maka ingat-ingatlah ketika kita melakukan sesuatu, berucap sesuatu sehingga kita tidak melukai hati, dan terhindar dari hukuman Allah.

Iya, apa yang sahabat baik ku alami mungkin buah dari semua perbuatannya dimasa yang lalu, sekian tahun yang lalu yang mungkin dia sendiri sudah melupakan paku-paku yang dia tancapkan dihati orang-orang yang mencintainya.

Doa orang yang ter-zalimi memang mustajab...

"Allah Maha Melihat setiap perbuatan sekecil apapun luka yang ditoreh kepada hamba-Nya yang lain, dan melihat kebaikkan sekecil apapun yang dilakukan hamba-Nya kepada hamba yang lain. Dan ingat... bahwa Allah tidak pernah tidur dan Dia akan memperlihatkan tanda-tanda kuasa-Nya hingga mereka mengerti".

Ya Allah Maha Besar Engkau dengan segala firman-Mu, berikan hamba kelembutan yang lebih banyak lagi agar hamba selalu mampu mengambil hikmah dari setiap ujian, dari setiap luka dan jadikan kelembutan hamba ini sebagai perisan-Mu dari amarah yang akan menjadikan ku tangan setan untuk melukai hamba Mu yang lain.

Dan aku berjanji bahwa ketika aku ter-lukai maka aku akan mendoakan yang baik-baik untuk orang yang menyakiti hatiku. Agar dia bahagia, agar dia dijauhi dari amarah Allah. Ikhlas lebih indah, percaya deh... Pasrahkan semuanya ke Allah untuk membalas setiap perbuatannya.

Kamis, 01 Januari 2015

@Damar #Lelaki pun bisa patah hati.



Sahabat,

Seperti sudah menjadi takdir ku untuk menjadi pundak sahabat-sahabatku yang terluka, dan aku memang selalu ada untuk mereka yang luka... mantap!! hehehehe... (narsis habis ya).

Damar, dia adalah sahabatku sewaktu di SMA... Dari isaknya aku tahu lukanya dalam, dari sungai bening yang jebol di ujung matanya aku tahu bahwa sahabatku ini terguncang.

Dan dari tubuhnya yang menggigil aku tahu bahwa sahabatku ini marah pada keadaan, aku tahu karena aku pernah berada di posisi Damar saat ini, sama lukanya, sama perihnya, sama direndahkan, sama diremehkan, sama dikecewakan dan sama patahnya...

Aku teringat ucapan suamiku ketika luka yang sama merontokkan jiwaku dan amarah menggemuruh di dada ku yang mulai sesak waktu itu dan beliau melumerkan amarahku dengan ucapan...

"Mari kita doakan orang yang melukai mu agar dia bahagia dimana pun dia berada, jangan mendoakan selain doa yang akan membuatnya bahagia ya, karena setiap doa akan balik kepada kita, percaya deh".

Artinya, kalau aku marah dan mendoakan "Ya Allah, jauhkan dia dari bahagia karena dia sudah menyakiti ku" maka doa itu akan berbalik ke aku dan Allah akan menjauhkan aku dari bahagia.

Dan ketika aku merubah doaku menjadi "Ya Allah, hamba ridho jika Engkau bawa dia dari ku, dan aku mohon dari dasar hatiku yang tulus bahagiakan lah dia ya Allah, bahagiakan dia, sehatkan dia, dan sayangi dia".

Maka doa itu akan menjadi milikku dan Allah akan membahagiakan ku, menyehatkan ku, dan menyayangi ku.

Subhanallah....

Dengan ucapan yang sama aku nasehat ke Damar juga...

Inilah cara Allah mendidik ku bahwa doa adalah milik si pemberi doa.

Apa yang keluar dari mulutku akan berbalik ke aku... Doa yang buruk akan menjadi milikku dan doa yang baik akan menjadi milikku juga.

Mulai sekarang tidak ada lagi doa yang jelek-jelek ya, tidak ada lagi protes kenapa dia bahagia dan aku tersiksa batin, siapa bilang begitu? kan itu menurut pandangan kita yang sempit sebagai manusia.

Yakin deh bahwa setiap perbuatan akan terhisab.

Ya Allah, sembuhkan luka kami dengan doa-doa kami yang tulus Ya Rabb, Ya Nurul Qalbu...

Ah ternyata laki-laki bisa patah hati juga ya hehehehe.... yang terpenting sekarang Damar sudah bisa tersenyum dan sudah siap melanjutkan hidup selanjutnya dan tambah semangat.

Emang laki-laki bisa patah hati juga ya?!