Powered By Blogger

Kamis, 30 Oktober 2014

Sungguh Cinta itu Indah.

Samudera


Sahabat,


Aku percaya bahwa cinta akan menemukan jalan pulang kemana dia harus pulang, tidak peduli seberapa jauh dan banyaknya simpang yang ditemui.



Cinta dalam diam, cinta yang tidak diketahui oleh orang yang kita cintai. Cinta yang tidak harus berucap cinta. Cinta ini hanya mengenal kata rindu, yang justru rasanya lebih dalam dari yang seharusnya terucap.

Diam karena takut dengan azab Allah. Diam karena menjaga mulianya diri. Diam karena aku tahu bahwa urusan hati adalah milik aku dengan Allah. Jadi cukup hanya Allah yang tahu.

Subhanallah.... sungguh Allah pemilik segala cinta, Yang Maha Memberi cinta dan Maha Mengambilnya. Cinta menjadi kenikmatan bila karena Allah dan dijalan-Nya.

Cinta Islami tidak mengenal batas ruang dan waktu serta melampaui batas fisik materi. Buah yang tidak mengenal musim dan tidak mengenal status sosial. Cinta yang model ini tidak jadi masalah jatuh kepada siapa dan seberapa besar asalkan karena Allah.

Cinta sejati tidak akan mati, tidak akan terpisah karena "kita akan dikumpulkan bersama orang-orang yang kita cintai di akhirat kelak" Artinya.... Ketika aku mencintai kamu sedalam-dalamnya cinta, maka jika tidak bertemu di dunia, semoga Allah menjodohkan dan mempertemukan aku dengan kamu di akhirat kelak.


Ya Allah, wahai pemilik nafas jika kamu yang terbaik untuk ku menurut Engkau maka....."

Ahhh... tidak berani berdoa, gementar sendiri nulisnya... biarlah Allah yang memilihkan. Tugas ku hanya memperbaiki diri terus dan terus untuk mendapat cinta Allah.

Inilah cinta yang aku pahami... Sungguh cinta itu indah. 




Selasa, 28 Oktober 2014

Fajar Telah Berganti.

belalang dan bunga


Sahabat,


Dan dalam hitungan jam maka...
 tahun Hijriyah telah berganti dari 1435 menuju 1436.
Ya Allah, ampuni aku atas segala khufur nikmat dimasa lalu.


Kini waktu terganti sudah, dan aku semakin menyakini bahwa Engkau lah tumpuan hidupku, pegangan ku, tempat aku menggantungkan sejuta asa. Aku memohon dengan segenap kerendahan hati, dengan segala kepasrahan maka...

Jadikanlah ruang dan waktu yang akan aku lewati kedepan adalah ruang yang penuh dengan ibadah. Waktu penuh dengan asma-Mu yang Maha Indah. Maka... aku bermohon sucikan lah hatiku, terimalah tobat ku, basuhlah diriku dengan ampunan-Mu, sirami jiwaku dengan kemuliaan-Mu.

Malam Tahun baru ini aku lewati tanpa terompet, kembang api, dan gemuruh pesta. Malam ini aku memilih menghabiskan malam Tahun Baru dengan meletakkan wajah ku di atas sajadah.

Di wajah ku ini Engkau titipkan dua buah mata yang sempurna melihat, dua belah telinga yang sempurna mendengar, sebuah bibir yang mampu berucap dan hidung mampu mencium... izinkanlah dengan nikmat ini aku kembali kepada-Mu ya Allah, malam ini dan seterusnya.

Engkaulah satu-satunya yang patut aku sembah, yang seharusnya satu-satunya cinta... kabulkan doaku malam ini.

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umur ku pada ujungnya. Dan sebaik-baik amal ku adalah pada akhirnya. Dan sebaik-baik hari adalah pada saat aku menemui-Mu

Aku hanyalah hamba... kabulkan lah doaku ya Allah. Jika tidak Engkau kabulkan kepada siapa lagi aku harus meminta... kepada siapa lagi ya Allah... kemana lagi aku harus berdoa.

Jika esok atau di tahun depan nafas tidak lagi Engkau titipkan kepada ku, maka mudahkan aku pada saat sakaratul maut ya Allah... dan terimalah shalat-shalat dan ibadah ku yang tidak sempurna.

Dan semoga tulisan sederhana di blog ku ini mampu membuatku berguna untuk mahluk-Mu yang lain ya Allah. 

Minggu, 26 Oktober 2014

Istilah Ladies First

kamboja

Sahabat...

Mari kita lihat kisah berikut, setelah ini kita harus menentukan sikap ya... hehehehe... 


Istilah Ladies First berawal dari kisah di Italia abad 8 Masehi.

Seorang pemuda kaya, keturunan bangsawan Italia mencintai perempuan miskin tidak direstui orang tua si pemuda. Tidak pelak lagi harapan mereka kandas. Tidak mungkin orang tua dapat ditentang. Akhirnya mereka sepakat untuk bunuh diri bersama. Caranya adalah terjun dari sebuah batu besar, yang di bawahnya lautan yang siap menelan.

Mereka pun berdiri disana. Berikrar setia. Di akhiri dengan loncatan sang pemuda dari batu tersebut yang langsung hilang terbawa gelombang dan dapat dipastikan, mati. Ketika melihat pemandangan tragis ini, sang perempuan pun mengurungkan niat bunuh diri. Mengkhianati slogan sehidup semati bersama dan kemudian pulang ke desanya dan menikah dengan laki-laki yang semartabat dengannya (kelas rendah).

Kejadian ini pun yang memberi ilham kepada penduduk desa untuk tidak lagi mempercayai perempuan dan mengedepankan mereka dalam segala urusan. 

Takut kejadian ini akan terulang kepada mereka, maka ladies first, hehehe... maksudnya untuk selanjutnya perempuan dulu yang nyemplung.

-----------------------------


Aku dulu selalu tersanjung dengan laki-laki yang selalu mendahulukan ku dengan mengatakan "Ladies First". Dan sepanjang aku tahu kalimat ini adalah ungkapan penghormatan dari laki-laki kepada perempuan, memberi penghormatan sekaligus menunjukkan bahwa dia gentlemen dan para perempuan yang dipersilahkan untuk jalan lebih dulu, turun lebih dulu, makan lebih dulu, semua serba lebih dulu rasanya istimewa gitu... hahahahaha....

Tapi bila model begini (seperti cerita diatas) mau kita ikutin...???

Dan akhir-akhir ini, setelah banyak belajar dari kehidupan, aku mulai berpikir, mulai bertanya-tanya 'apa iya laki-laki yang mengatakan ladies first menunjukan bahwa dia gentlemen?'

Menurutku laki-laki baru dikatakan gentlemen ketika dia mampu melindungi, bukan minta dituntun.

Salah kaprah sepertinya...

Merujuk dari kata ladies first yang menggunakan bahasa barat, aku mulai curiga nih hehehe... karena aku adalah perempuan yang termasuk manusia yang suka sok menggunakan bahasa internasional (biar terkesan global mindset gitu... hahaha..) tapi keblinger jadinya, karena tidak jarang kata yang aku ikuti justru menjerumuskan ku.

Jadi salah besar jika ada laki-laki yang meminta perempuan berjalan di depannya, mulai sekarang berjalanlah di sampingnya. Karena.....

Wanita tidak diciptakan dari kepala laki-laki, supaya tidak melebihi atau mengungguli kodrat laki-laki. Wanita tidak diciptakan dari kaki, supaya wanita tidak dihinakan oleh laki-laki atau diinjak laki-laki. Karena dia adalah bagian dari tubuhnya. Wanita tidak diciptakan dari tanah, karena wanita memang kodratnya tidak sama dengan laki-laki. 


Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, karena memang untuk dijadikan pasangan laki-laki, menjadi pendamping laki-laki.


Kamis, 23 Oktober 2014

Ketika kesombongan telah menjadi pakaian kita...

angin

Sahabat,

Kemarin aku mendapat dua pelajaran dari kehidupan tentang kesombongan.

Pertama di pagi hari.... Aku menemui seorang bapak tua berpakaian orange memegang sapu dan duduk didepan halaman masjid. Mungkin maksudnya adalah melepas lelah, karena hari belum menunjukan pukul 7, maka akupun duduk di teras mesjid bersebelahan dengannya, mengeluarkan uang dari tas dan menyerahkan kepadanya.

"Alhamdulillah, terimakasih ya nak atas sedekahnya semoga berkah, dan akan saya masukkan saja ke kotak amal ya nak". Aamiin ya Allah, aku menjawab sambil berdiri dan melangkah masuk ke mesjid tanpa memperhatikan kata-kata nya tentang kotak amal.

Karena belum ada rencana kemana-mana, maka aku berinisiative untuk ikut mendengarkan tauziah pagi ini, dengan harapan ada yang bisa aku ambil ilmunya. 

Dan datang memasuki masjid seorang lelaki yang sudah setengah tua, berpakaian putih bersih, bersarung kotak-kotak, berpeci haji dan menggenggam tasbih, wajahnya bercahaya....

Subhanallah... Ia adalah bapak petugas kebersihan berbaju orange yang aku temui di depan mesjid tadi yang memasukkan uangku dikotak amal. Ternyata dia adalah seorang guru mengaji, seorang terpandang di masyarakatnya, seorang dengan ilmu yang tinggi dan seseorang yang terus belajar dan yang pasti ia seorang yang rendah hati, yang jauh dari kesombongan.

Ahhhhh.... sungguh aku malu dibuatnya.

Kedua di malam hari.... Aku bermaksud membeli sepotong baju yang akhirnya aku dapatkan bukan hanya sepotong tapi dua potong baju baru. hehehe... Alhamdulillah.

Tidak padat antrian di kasir... di depanku ada seorang ibu dengan tiga kantong belanjaan yang bisa dipastikan nilainya diatas satu juta (maaf, tidak bermaksud membuka aib si ibu ini).

Kemudian si ibu memberikan kartu kredit kepada kasir. Gesek sana... Gesek sini... kartu decline... artinya semua barang itu tidak bisa dibayar dengan kartu. "maaf bu, kartunya di tolak, dan pembayaran tidak bisa dilakukan" kata sang kasir sopan.

Tiba-tiba si ibu berteriak, berkacak pinggang dengan satu tangan dan satu tangan lagi mendorong pundak sang kasir hingga bergeser selangkah kebelakang. Dan tahu apa yang diteriakannya.....

Masya Allah.... katanya "kamu jangan mempermalukan saya di muka umum ya, kamu tahu tidak, kamu itu bisa saya beli".

Astagfirullah... kenapa sih ibu ini harus berteriak, mengapa harus menghina, mengapa harus merendahkan sang kasir, mengapa harus ada kata-kata membeli manusia.... Sungguh tidak memiliki hati nurani manusia didepan aku ini. Kesombongan telah menenggelamkan akalnya.

Jadi, dalam satu hari aku belajar arti kesombongan...

Mulai sekarang lepaskan pakaian kesombongan, karena kedudukan manusia di mata Allah bukanlah dilihat apa yang dimiliki tapi dilihat dari ketakwaan seberapa mampu kita menjalankan perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya. 

Dan berhentilah merasa diri paling benar, paling cerdas, paling kaya, paling... paling... dan paling.... Kalau Tuhan marah... nanti diambil loh semuanya... kalau sudah begini, masih berani apa sombong.


"Apa bila kesombongan sudah menyelimuti hati kita, pandangan kita terhadap orang lain akan cenderung menghinakan dan merendahkan"

Dan ketika kita merasa diri kita lebih tinggi derajatnya secara materi, kedudukan, tingkat sosial, pendidikan dan sebagainya. Maka saat itulah kita memiliki kesombongan. Dan ketika kesombongan telah menjadi pakaian kita maka bersiap-siap lah akan teguran Allah.

"Ya Allah, jauhkan aku dari kesombongan yang menjadi pakaian-Mu wahai Rabb, sungguh aku hanya debu dibawa kuasa Mu lah aku melangkah ya Allah".

Selasa, 21 Oktober 2014

Ternyata nilai-nilai itu belum benar-benar mengalir dalam darah ku.

Mail

Sahabat, 

Aku telah gagal paham tentang cinta...
Karena Aku yang berulang kali mengatakan mencintai Allah tapi bukan Allah yang aku cari ketika kecewa menyerang, perih hati menerpa, pilu menerjang, rindu menghampiri, apa yang aku lakukan....??? 

Bukan Allah yang aku cari ketika semua itu merayap di dinding hati, Aku biarkan dunia menjadi tempat aku menumpahkan akhirat. Allah maha tahu lintasan hati ku yang tersembunyi. Aku mendustai Allah.

Aku telah gagal paham tentang merindukan...
Mulut ku berkata Aku menrindukan Allah tapi perilaku tidak, jari-jari ku lebih banyak aku gunakan untuk mengetik di FB, mengisi twitter dibanding aku gunakan untuk berzikir. Bahkan kepala ku lebih banyak aku tunduk kan untuk melihat BBM yang masuk dibanding aku tunduk kan di atas sajadah berharap ampunan. Aku mendustai Allah.

Aku telah gagal paham tentang kasih...
Aku menangis ketika orang-orang meninggalkan aku, seakan akulah orang yang paling menderita di dunia ini. Aku tidak pernah menangis mengingat dosa-dosa ku yang belum tentu terampuni. Bahkan maksiat aku kenang selalu, dan dengan sombongnya aku mengaku mengasihi Allah. Aku mendustai Allah.

Aku telah gagal paham tentang indahnya bersama...
Aku lalaikan waktu shalat di awal waktu padahal aku tahu Allah memanggil ku untuk menyelamatkan ku dunia akhirat. Dzuhur di awal ashar, ashar di awal magrib, magrib di tengah perjalanan pulang, Isya ketiduran, subuh kesiangan. Padahal panggilan Mu untuk mengabulkan sebagian dari doa-doa ku. Aku mendustai Allah.

Aku telah gagal paham kesetiaan...
Dengan alasan meeting, masih ada kerjaan, mau makan siang dulu, aku abaikan dan nomer sekian kan panggilan-Nya. Padahal aku tahu karena Allah lah aku makan, berpakai, punya mobil, punya rumah. Aku mendustai Allah.

Aku telah gagal paham tentang bertemu...
Kasur empuk masih lebih aku pilih dibanding dingin air wudhu di sepertiga malam dibanding menggelar sajadah untuk tahajud. Aku khayal kan kehadiran orang yang aku cintai dalam mimpi ku dibanding berdoa. Aku habiskan waktu untuk dengarkan lagu-lagu. Aku mendustai Allah

Ternyata nilai-nilai itu belum benar-benar mengalir dalam darah ku.
"Ya Rabb, andai esok masih Engkau titipkan napas, beri aku kekuatan untuk terus memperbaiki hati, beri aku kekuatan untuk mengejar akhirat selagi masih bisa menapak bumi, beri aku kesempatan untuk menepati janji bahwa hidup dan mati ku hanya untuk-Mu, ibadah ku hanya untuk-Mu." 

Jumat, 17 Oktober 2014

Persahabatan bagai kepompong...


Sahabat...

Persahabatan bagai kepompong... mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Artinya... ketika kita bersahabat semua yang menyerupai ulat yang bikin gatal di hidup kita akan berubah menjadi kupu-kupu yang sangat indah, penuh warna.

Ahhhh.... indahnya mahluk ciptaan Allah yang satu ini. Seindah Allah menciptakan sahabat untuk membuat aku tidak akan pernah sendiri dan kita memang tidak akan pernah sendiri karena ada Allah.

Bisa dipastikan bahwa kita semua pasti membutuhkan sahabat sejati namun tidak semua kita mampu dan berhasil mendapatkannya. 

Mengapa???

Karena ketika kita bahagia, kita lupa dengan sahabat yang selalu ada pada saat kita luka. Persahabatan bukan tempat pelarian dan persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti bara menajamkan besi.

Demikian lah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan bahkan diwarnai dengan berbagai suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, semua dilakukan dengan cinta.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah. Bahkan kadang membuat aku menangis hehehehe.... tidak tahu apa kalau aku cengeng?!.

Rindu sahabat, kerinduan memang selalu saja menjadi bagian dari kehidupan kan?? Ketika kamu hilang tidak ada kabar maka aku sibuk mencari, ketika aku luka maka kamu memberikan waktu mu untuk menampung segala keluh kesah ku... karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis, semua sama rasa sama sayang.

Dan beginilah Allah menempatkan aku untuk berada disamping mu, seperti kamu yang selalu ada disamping ku. Indahnya nafas ketika aku tahu bahwa aku memiliki mu.

Luka akan terasa ringan, senyum akan berubah menjadi tawa dan mengisi ruang kosong antara langit dan bumi. Bahkan tangis ku sering sekali diubah menjadi senyum. Tawa ku bisa sekejab menjadi airmata. Sakit akan aku rasakan ketika kamu sakit dan aku akan menitipkan senyum untuk menyemangati mu.

Dan disinilah Allah menempatkan aku, untuk menjadi bagian dari hidup mu dan kamu menjadi bagian dari nafas ku.

Maafkan aku ya, jika aku ternyata masih sangat egois dalam persahabatan kita, semoga kehadiran ku memiliki arti untuk mu, seperti kamu selalu memiliki arti untuk ku... Selalu!

Sebentar lagi keadaan akan memisahkan kita, dan kita akan melanjutkan hidup kita masing-masing, semoga ini bukan akhir dari persahabatan kita.

Peluk cium dengan linangan airmata.

Selasa, 14 Oktober 2014

Dimana kita letakan rasa Malu & rasa Takut itu?


Sahabat,

Iya malu dan takut kepada Allah tidak ada lagi...

Tidak lagi malu saat objek maksiat menggoda kita, saat kemesraan dipertontonkan secara aneh dan kita menikmatinya? Ketika rasa malu lupa kita letakan dimana? 

Bahkan kita berani berbuat dosa padahal kita tahu Allah tidak pernah tidur, Allah melihat, begitu mudahnya kita meniadakan Allah yang telah meminjamkan kita nafas, kita ternyata tidak tahu lagi dimana kita meletakkan rasa takut.

Betapa jamaknya dosa kecil itu dalam hati kita. Semua nampak biasa dan lumrah, nikmatnya luar biasa... jika sudah begini, masih adakah Allah dihati kita? jawabnya jelas Tiada.

Mestinya kita tahu, bahwa rasa takut dan malu kepada Allah itu membuat kita mampu untuk menghalalkan yang halal dan sanggup mengharamkan yang haram.


Ya Allah letakkan dihati kami rasa malu dan rasa takut, tanamkan keyakinan dalam hati kami bahwa kemana pun hadapkan wajah kami disitu ada Engkau, tidak ada yang luput dari penglihatan-Mu, pendengaran-Mu.

Mari kita tanya hati kecil kita saat ini, dimana kita letakan rasa malu dan rasa takut kepada Allah? ketika kita melakukan dosa kecil tanpa takut-takut dan malu-malu, inilah indikator tiada Allah di hati kita.

Ketika kita menganggap Allah tidak ada, maka kemana lagi kita meminta saat luka... Jadi jangan marah ketika kita memohon dan Allah anggap kita tidak ada. Karena seharian kita sudah meniadakan Allah, iya kemana lagi.


Tanamkan lah rasa malu dan rasa takut dalam diri kita, karena malu dan takut sebagian dari Iman dan Allah menatap setiap perbuatan. Tidak inginkah kita menjadi mulia, karena kalau bukan kita yang memuliakan diri kita sendiri, siapa lagi?

Perbaiki diri, perbaiki nilai kita di mata Allah... Masih ada kesempatan.... hijrahlah... tinggalkan semua yang menjerumuskan kita ke neraka. Hidup ini lebih luas, hidup adalah tempat penghambaan kita kepada Sang Pemilik Nafas.

Semoga tulisan ini juga bisa menasehati saya. 


Minggu, 12 Oktober 2014

Agar hari ini tidak punah sia-sia.




Sahabat,

Pernah tidak terpikir untuk apa kita hidup?

Iya betul.... Aku, kita semua dilahirkan untuk menjadi wakil Allah di muka bumi ini, menjadi kepanjangan kaki dan tangan Allah untuk menyebar kebaikan, memberikan cinta pada bumi, menjauhi larangan-Nya, dan menjalankan perintah-Nya. 

Tapi caranya bagaimana agar menjadi tangan Allah?

Caranya.... dengan menyampaikan kebaikan mesti satu kata atau satu perbuatan.

Contohnya..... (heeh tanya terus nih!?)  

Manusia adalah mahluk berakal yang setiap hari akan muncul ide-ide baru, carilah ide untuk berbuat kebaikan.

Contohnya.... Menyingkirkan paku dari jalan adalah ibadah/kebaikan. Memasukkan uang 5000 rupiah ke kotak amal adalah ibadah/kebaikan. Membuang sampah pada tempatnya adalah ibadah/kebaikan. Berkata-kata yang baik adalah ibadah/kebaikan, senyum adalah ibadah/kebaikan.

Jadi kebaikan itu berserakan dimana saja, ladang ibadah itu ada dimana-mana. Berpikirlah tentang semua kebaikan yang dapat membuat manfaat. Jangan jadi manusia yang sia-sia, punah setelah meninggal tanpa dikenang.

Sudahkah kita berbuat 1 kebaikan kecil apapun hari ini, agar hari ini tidak punah sia-sia?

Sebagai manusia yang tempatnya lupa, kita kadang tidak perduli dengan apa yang terjadi hari ini... yang penting ini beres... itu beres... Tapi kita lupa menanyakan kepada diri kita sendiri "mau melakukan kebaikan apa hari ini".

Kalimat "Sampaikan walau satu ayat" yang menyemangati ku untuk selalu berbuat kebaikan. Aku percaya dengan berbuat kebaikan sekecil apapun akan membuat tapak, meski suatu ketika raga ku dipisahkan dari jiwa ku tapi kebaikan-kebaikan kecil yang aku lakukan insya Allah tetap mengalir.

Bukankah pahala kebaikan memang mengalir terus hingga menjadi cahaya kita di alam yang gelap nanti? Dan yang pasti setiap perbuatan akan memperoleh balasan. Niat ikhlas untuk menjadi tangan Allah. Maka hidup kita tidak akan punah sia-sia.

Untuk dekat dengan Allah kita harus dekat dengan kebaikan. Jadi mulai sekarang jangan lupa untuk melakukan 1 kebaikan sehari. :)

Rabu, 08 Oktober 2014

Kisah klasik para pencari dunia adalah hampa, kosong !!




Sahabat,

"Hidup gue hampa, kosong, tidak tahu bahagia itu seperti apa?" 
"Dulu gue bahagia walaupun gue tidak punya apa-apa"

Waduh... Nah loh... Waw waw... ada apa nih!! 

Aku bilang....:"Bukannya elo sudah punya segalanya... Elo pintar S2, cakep, kaya, punya karir, punya kedudukan, taraf ekonominya bagus, pergaulan berkelas, punya keluarga". 

Blaaa... blaaa... blaaa... dst..dst..dst... hehehe...

Kalau menyimak caranya berkelakar, bercanda dan peningkatan signifikan pada taraf kemakmurannya, rasanya aku tidak percaya kalau dia tidak bahagia... Semua terlihat baik-baik saja.


Kisah klasik para pencari dunia adalah hampa, kosong!!

Lalu bisa ditebak.... Aku bengong dan merenung ?!

"Apa sebenarnya yang ia cari di dunia ini? ... Sejak lepas subuh hingga menjelang magrib, bahkan lebih banyak lagi membutuhkan waktu lebih hingga jauh melewati isya ia masih bekerja. Sungguh waktu ibadah semakin sempit... Mungkin ini membuat hidupnya hampa, kosong!!"

Mari kita pahami hadist dibawah ini:


"Seandainya anak Adam memiliki dua lembah yang dipenuhi harta kekayaan, dia pasti menginginkan lembah yang ketiga"
(HR Tirmidzi dan Ibnu Abbas)

Hadist di atas menunjukan betapa manusia tiada memiliki rasa puas, benar tidak? 

Ketika kita tidak tahu apa yang dicari, kita kehilangan Allah!!
Ketika kita mencari yang hilang tapi tidak tahu apa yang hilang, kita kehilangan Allah.

Renungan ini menampar aku, lalu dalam barisan manakah aku berada? Di barisan pencari Tuhan atau barisan pencari Dunia.

Aku ingin seimbang antara pencari Tuhan dan pencari dunia.

Makanya, Allah mewajibkan kita melawan keserakahan. Sebab keserakahan itu kecanduan. Sedangkan ciri khas kecanduan adalah kebutuhan akan dosis yang besar lagi, lagi,lagi dan lagi.... inilah dunia.

Caranya melawan keserakahan... Berpuasa, kita merasakan kembali kelaparan sepanjang hari dan betapa nikmat makanan paling sederhana kala berbuka puasa walau dengan sebiji kurma.


Kita diingatkan pada kodrat kita.


Selasa, 07 Oktober 2014

Hindarilah berdebat karena: .....


laut


Sahabat...


Rasullullah SAW bersabda: "Aku jamin rumah di dasar Surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar. Aku jamin rumah di tengah Surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda. Dan Aku jamin rumah di puncak Surga bagi yang baik akhlaknya.
(HR Abu Daut)


Pelajaran yang dapat kita ambil faedahnya dari hadist di atas adalah,

Hindarilah berdebat karena:

Berdebat sering kali memicu perpecahan. Karena dengan berdebat maka akan terjadi perselisihan pendapat baik dalam ucapan, bahasa tubuh, hingga akhirnya berujung pada perpecahan dan permusuhan.

Berdebat akan membuang waktu dan pikiran dengan percuma. Karena setiap manusia memiliki hak untuk berpendapat yang pasti belum tentu sama, maka sia-sia lah usaha kita untuk berusaha memaksakan kehendak ego dengan berdebat.

Berdebat bisa membuat sesuatu yang benar menjadi salah dan sesuatu yang salah menjadi benar. Karena yang menjadi pemenang dalam debat adalah mereka yang mampu memutar balikan kata-kata, bukti, bahasa sehingga suatu yang salah seakan bisa jadi benar.

Sedangkan yang namanya kebenaran itu tidak perlu untuk diperdebatkan, karena tidak akan berubah kedudukan kebenaran di mata Allah secerdik apapun kita mengelak. Karena semua yang perbuat akan kita per-tanggung jawab kan kelak di hari pembalasan.


Minggu, 05 Oktober 2014

Dari bilik hati perempuan...



Sahabat,


Dari bilik hati para perempuan-perempuan hebat, aku belajar satu hal bahwa hidup ini bukan seberapa besar luka dan ujian yang diberikan Allah karena ujian-ujian itu tidak penting lagi, namun yang penting adalah seberapa mampu aku menyikapi setiap ujian.

Perempuan-perempuan hebat itu adalah perempuan-perempuan yang luka. Ada yang tiba-tiba harus diangkat rahimnya karena tumor ganas menyerang, ada yang begitu ikhlas merelakan sang suami tercinta menikah lagi, ada yang menjadi korban pemerkosaan kebiadaban lelaki, ada yang berjuang untuk sekedar bisa bernafas melawan kanker.

Dari mereka aku melihat luka demi luka, bahwa hidup ini hitam putih, aku belajar bahwa hidup itu bukan sekedar memasukkan oksigen ke paru-paru, tapi keberanian menghadapi ujian, keberanian untuk ikhlas, keberanian untuk percaya, dan aku tahu dimana harus berdiri ketika ujian Allah datang.

Iya seberapa mampu aku mengimani takdir Allah, bahwa setiap kejadian adalah atas kehendak-Nya dan aku sebagai manusia hanya mampu berdiri di atas garis pengharapan saja, tidak bisa lebih dari itu.

Seberapa dalam aku mampu menjaga hati agar tidak marah dengan keputusan Allah, ikhlas menerima ujian, menangkap hikmah seberapa pun kepedihan membenamkan. Memberi arti pada airmata untuk ketabahan, mengalirkan ketakwaan. 

Iya ternyata hidup memang bukan seperti roda pedati yang berputar begitu lambat hingga mampu memberi aku kesempatan untuk bersiap.... Tapi seperti roller coaster, hidup begitu cepat berputar... belum hilang kaget ku karena naik begitu cepat memecut jantung, sudah harus turun ketakutan.

Sebesar apapun ujiannya, tidak lagi penting aku pikirkan. Yang harus aku pikirkan adalah bagaimana ujian itu mampu membuat aku semakin dekat dengan Allah dan memperoleh cinta-Nya karena ikhlas ku....
(dari bilik hati perempuan)


Begitulah hidup semua berputar, berganti antara tiada-ada-tiada.

Jumat, 03 Oktober 2014

Jadilah MELATI yang harum.

Foto Bunga Melati Putih Di Taman



Melati
Meski engkau tampak tidak bermakna saking kecilnya, engkau tidak kecil hati, karena engkau akan tebar harum wangi tanpa minta balasan. Sebab engkau begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab engkau tidak takut hadapi angin dengan mungil tubuhmu. Sebab engkau tidak ragu hadapi hujan yang membuat mu basah. Sebab engkau tidak pernah iri melihat mawar yang merekah segar. Sebab engkau tidak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab engkau tidak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab engkau tidak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab engkau tidak gentar layu karena pahami hakekat hidup mu.


Sahabat,

Bersyukurlah atas diri yang Allah ciptakan begini, lihatlah MELATI.

Setiap kita istimewa, tidak perlu kecil hati.

"Aduh kamu cantik sekali, manis banget" gubrak...!!!!

Pernah kan mendapat pujian seperti ini. Wanita mana yang tidak suka dipuji, aku juga suka koq dipuji begitu hehehe...

Kata cantik buat wanita memang magic, tapi kita harus tetap pakai akal nih menanggapinya agar tidak sia-sia Allah memberi kita akal agar bisa membedakan mana yang cantik hati dan cantik raga/fisik.

Cantik hati, seberapa pun pujian tidak akan membuatnya terlena, karena sadar wajahnya pinjaman Allah.

Cantik raga/fisik, tidak akan abadi karena waktu akan menghancurkan. tidak ada yang perlu dibanggakan.

Jadi sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Jangan sampai wajah cantik kita menjadikan kita tidak punya harga dihadapan Allah.

Alangkah indahnya jika kecantikan raga dipadu dengan kecantikan hati, karena cantik tidak akan indah tanpa iman. Tidak akan memikat tanpa rasa malu. Tampillah cantik... cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.

Cantiklah untuk Allah agar malaikat pendamping kita disana juga setimpal.



Yuk, jadilah melati yang harum. 

Rabu, 01 Oktober 2014

Suatu hari nanti, kita...



Sahabat,

Suatu hari nanti, kita akan jatuh cinta secara dewasa. Tanpa perasaan posesif kekanak-kanakan atau rasa ingin pamer kasih sayang yang berlebihan. Tanpa takut pada jutaan omong kosong soal sakitnya patah hati, tidak dengan ucapan manis atau perilaku yang berpura-pura.

Suatu hari nanti, kita akan jatuh cinta dengan seadanya tapi juga dengan segalanya. Dan berani mempertanggungjawabkannya bukan dengan pujian palsu atau rasa kagum sesaat. Tapi dengan tatapan mata dan rasa saling percaya.

Suatu hari nanti, kita akan saling jatuh cinta tanpa alasan, yang akan kita jadikan prioritas, bukan sekedar kita bangga kan di media sosial tapi kita bohongi di kehidupan nyata.

Suatu hari nanti, kita akan bertemu dan akan saling mendengarkan cerita di sisa hidup kita, yang membuat kita paham benar apa itu arti kata sayang, yang membuat kita tidak sabar untuk menghabiskan hari tua bersama, berdua tanpa ragu, tanpa sempat berpikir untuk berpindah ke lain hati.