Powered By Blogger

Rabu, 31 Desember 2014

Tahun Baru.



Sahabat..

Tidak ada cara yang paling benar dalam merayakan pergantian waktu selain hijrah, memaksa hati dan diri untuk terus menjadi hamba Allah yang lebih baik dan lebih baik lagi, untuk mencintai Allah more and more.


Kan kita tidak tahu kalau tahun ini nafas kita berhenti...

Bicara Tahun baru yang terlintas dalam pikiran ku adalah mimpi-mimpi ku di tahun yang lalu belum tercapai, meskipun rasanya tidak mungkin... tapi tidak ada salahnya mimpi.

Sebelum mimpi coba baca "Bismillaahirrahmaanirrahiim (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang)" dulu dengan penuh keyakinan. 

Yakinkan dalam pikiran tahun 2014 ini adalah tahun yang penuh dengan kebahagian. 

Awal dari kesuksesan adalah keyakinan.

Semua pencapaian gemilang di dunia ini berawal dari sebuah pikiran dan keyakinan yang mendalam karena tidak mungkin mendapatkan kesuksesan tanpa adanya keyakinan dari orang yang menjalaninya. 

Bismillah adalah ucapan dahsyat sebelum melakukan sesuatu pekerjaan.


Setiap pekerjaan yang dimulai dengan "Bismillah" akan mendapatkan keberkahan dan pertolongan Allah SWT 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Yang lalu sudahlah, maafkan dan biarlah berlalu. Biarlah kesalahan kemarin menjadi mati dan terkubur dalam pusara yang terbuat dari semen hehehe.. berjanjilah untuk tidak mengulangi lagi.

2015 sudah datang... nah sekarang mulai nulis di buku mimpi masing-masing mau ngapain di tahun 2015, kemudian serahkan kepada Allah lewat tahajud.

Jangan serahkan ke manusia nanti tidak kesampaian kan malu, kalau dikasih ke Allah kalaupun tidak dikasih yah cuma kita dengan Allah yang tahu.

Jangan khawatir jika kita mengalami kesusahan, karena pastinya setelah itu akan datang kemudahan dan juga kesuksesan yang jauh lebih besar. 

Allah memang memberi makan dan kehidupan kesemua hamba-Nya. Tanpa cinta-Nya hanya diberikan kepada yang mencintai-Nya melebihi apapun.

Jangan bilang cinta jika tidak teruji bukan? Buktikan cinta dalam bahasa Allah.


Selamat Jalan 2014 dan Selamat Datang 2015 dan Selamat melangkah mendekati Allah.

Merajut Cinta (Panti Jompo)

Sahabat,

Aku teringat beberapa waktu lalu ketika aku mengunjungi panti jompo... berapa banyak mahluk Allah yang telah sepuh di sia-siakan, dilupakan, bahkan tidak diberikan cinta oleh anak-anak mereka yang sibuk dengan dunia.

Banyak di antara mereka adalah orang-orang yang mudanya sangat cerdas, pejabat, bahkan memberikan kemewahan kepada anak-anak mereka. Mereka memiliki harta namun tidak memilik cinta. Sehingga ketika anak-anak telah mempunyai harta sendiri maka mereka melupakan orang tuanya.

Ah inilah salah satu alasan mengapa kita harus mulai dari rumah merajut cinta anak-anak bukan? koreksi aku jika salah.

Dan bertebaranlah pertanyaan di benak ku, mungkin mereka yang di panti jompo tidak memberikan cinta yang besar, merawat, menjaga anak-anak mereka? sehingga balasan cintanya pun setimpal?

Heeh.... atau ada alasan lain yang belum aku mengerti...????

Entah apapun jawabannya yang bisa aku ambil adalah bahwa cinta itu harus di sulam/rajut dari muda dengan sahabat, teman-teman, anak-anak sehingga ketika ada yang sakit maka kita tidak akan kekurangan cinta.... 

Benang cinta pasti akan bersulam cinta juga bukan?. 

Terima Kasih ya Allah sudah memberikan aku pelajaran tentang cinta... 

Jadi kualitas cinta yang akan kita terima ketika sepuh nanti adalah buah dari hasil sulaman cinta yang kita rajut sejak muda. 

Ketika kita menjadi orang tua merawat dan menafkahi keluarga dengan sepenuh hati, sepenuh waktu, sepenuh cinta maka ketika kita sepuh yang tertinggal adalah lelah dan sakit... In shaa Allah kita akan di kelilingi oleh cinta pula.

Marilah kita merajut cinta mulai hari ini untuk kita nikmati di saat sepuh nanti... 

Mungkin inilah yang Allah sebut silaturahmi adalah ibadah, karena di dalamnya ada cinta. Aku mengerti kenapa menikah adalah menyempurnakan agama-Nya karena disanalah ladang ibadah.

Ya Allah... ampuni aku, kedua orang tuaku dan kasihanilah mereka dengan penuh kasih sayang-Mu, sebagaimana mereka mendidik dan memelihara aku di waktu kecil. 


Ya Allah, jadikanlah kami anak-anak yang mampu membalas sulaman cinta orang tua kami.

Kamis, 25 Desember 2014

Ada Pelangi ...

Dibutuhkan air dan matahari Untuk Menciptakan Pelangi Indah

Pelangi di Matamu

30 menit kita disini tanpa suara
Dan aku resah harus menunggu lama kata darimu
Mungkin butuh kursus merangkai kata untuk bicara
Dan aku benci harus jujur padamu tentang semua ini

Jam dinding pun tertawa
Karna ku hanya diam dan membisu
Ingin ku maki diriku sendiri
Yang tak berkutik didepan mu

Ada yang lain di senyum mu
Yang membuat lidahku gugup tak bergerak
Ada pelangi di bola matamu
Dan memaksa diri untuk bilang aku sayang pada mu
Aku sayang pada mu

Mungkin sabtu nanti ku ungkap semua isi hati
Dan aku benci harus jujur pada mu tentang semua ini

Ada yang lain di senyum mu
Yang membuat lidahku gugup tak bergerak
ada pelangi di bola mata mu
Seakan terus memaksa dan terus memaksa

Ada pelangi....

------------------------------------

Lagu ini aku ambil karena aku suka kata pelangi dengan warna cerahnya. Ia akan hadir setelah hujan reda mengguyur bumi. Seolah memberi hiburan tersendiri pada bumi. Ia hadir saat gelap telah berlalu... seolah berkata kepada bumi bahwa derita itu tidak akan abadi.

Dan ketika senja ini aku menunggu pelangi dari ujung jendela kamar ku yang luas, menikmati warna-warna suguhan Illahi maka yang terlintas dibenak ku adalah bahwa Allah sedang berkata :

"Keluar lah dari kamar ini, bergeraklah menuju halaman dan lihatlah diluar sana bahwa hidup itu berwarna, ada langit yang biru, ada awan yang berarak-arak warna putih, ada daun yang hijau, ada dahan pohon yang coklat".

Iya, hidup ini memang berwarna, bukan hanya hitam dan putih seperti yang selama ini aku kenal. Ah... Maha Besar Allah dengan segala keindahan ciptaannya.

Maha Suci Allah dengan segala ciptaan-Nya, semoga suatu saat nanti ada yang mengatakan pada ku "ada pelangi di bola mata ku".

Romantis banget sih....[narsis mode On]


Rabu, 24 Desember 2014

25th Anniversary.... (Sebening Kejujuran)




Sahabat,

Iya... hari ini 25 tahun sudah aku menikah. Tidak ada pesta di cafe, tidak ada makan-makan di resto mewah, tidak ada pesta.

Malam ini aku lewati diatas sajadah dengan keheningan yang penuh, dengan airmata, dengan permohonan yang tinggi agar diampuni dosa-dosa, agar dijauhkan dari melakukan dosa-dosa dan khilaf yang sama. Agar dapat ridho Allah, agar di sisa usia ku yang akan aku lalui aku selalu berada dijalan Illahi. Agar aku mampu menjawab ketika pemilik nafas ku bertanya "dengan apa aku mengisi pernikahan ku ini."


Malam ini pula aku ingin membuat sebuah pengakuan...

Aku berkecan dengan seseorang, meskipun aku sudah menikah. Dia sungguh luar biasa. Dia adalah orang yang tampan dan gagah di mataku, pintar, cerdik, kuat dan memiliki iman yang kuat.

Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku atau dia marah dengan durasi lebih dari 5 menit dan apapun yang terjadi pada hari itu, perhatiannya selalu menjadi hiburan tersendiri bagiku.

Terkadang dia membuat kejutan saat aku sedang di rumah. Di lain kesempatan ia akan memasak sesuatu yang lezat untuk ku. Aku selalu bersyukur atas kesempatan yang aku dapat karena bisa bertemu dengan dirinya, meskipun ketika aku sudah menikah.


Dia yang aku ceritakan di atas adalah suami ku.

Ketika aku menikah, itu bukanlah akhir dari segalanya. Aku ingin terus berpacaran dengan suamiku. Aku tidak akan berhenti mencari cara untuk mencintai suamiku. Aku terus berusaha untuk terus mencari tahu informasi mengenai suamiku. Aku terus memupuk komunikasi dan rasa penasaran dan rasa ingin mengenal satu sama lain dengan lebih baik hingga nafas ku terhenti.

Masih banyak kekurangan diriku... Aku yang masih saja cengeng, aku yang masih saja takut berjalan sendiri, aku yang kadang kehilangan arah, aku yang kehilangan cita-cita ku...

Yang pasti, aku telah melepaskan kesombongan dari diriku, aku lepaskan dendam dari batinku, aku dorong diriku untuk mendapatkan ampunan Illahi dan memperoleh cinta-Nya...

Aku ingin menjadi seorang ibu dan istri yang terbaik bagi keluarga kecil ku. Aku memang bukan aku yang kemarin... aku berbeda sekarang, jiwaku yang berubah :)


Jiwa, Selamat Ulang Tahun... tanpa pesta pora, hanya keheningan.. Tapi, aku bahagia karena aku mampu mensyukuri yang tidak lagi aku miliki. Doakan aku sanggup untuk terus begini :) 

Senin, 22 Desember 2014

"Delcon Aja Daripada Berisik"


Sahabat,

Judul diatas aku ambil dari status BB kekasih simpanan sahabat baik ku "Delcon aja daripada berisik", menarik untuk di ulas dari kacamata ku... 'secara pernah mengalami gitu?' hahahahaha....

Baiklah karena aku pernah mengalaminya di delcon mari duduk disamping ku dan dengarkan bagaimana aku akhirnya menikmati dan mentertawai apa yang dilakukan sang sahabat. Jadi kalau ada teman-teman yang sedang di delcon jangan takut jangan bersedih, Allah bersama kita.

Aku katakan kepada diriku sendiri "Cara tercepat untuk mengobati rasa kecewa dan luka karena di delcon adalah meninggalkan kecewa dan luka itu sendiri, tutup semua akses yang mengingatkan, kubur dan semen atasnya". Lalu apa dunia kiamat setelah ini? Tentu tidak...

Katakanlah :"Apakah akan kami beritahukan kepada mu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya". (QS. Al kahfi 103-104)

Banyak hikmah dari setiap kejadian, karena setelah aku di delcon dan aku tidak punya akses, maka aku tidak tahu lagi jalan hidup sang sahabat, otomatis tidak terpikir. Semoga Allah meridhoi hidup sahabat baik ku ini. Aamiin YRA.

Percayalah, Allah punya sejuta cara untuk memisahkan jika memang dia bukan sahabat terbaik buat kita.

Jangan ingat-ingat sang sahabat lagi, biarkan dia pergi dalam pengembaraannya. Allah pasti akan menggantikannya dengan yang lebih baik tanpa kita sangka-sangka.

Tetaplah bertawakal karena skenario Allah itu lebih indah dari yang kita bayangkan, yang akan kita sadari sendiri suatu saat nanti...


Iya jika tidak jodoh Allah punya sejuta cara untuk memisahkan kita dengan sang sahabat, termasuk men-delcon kita, karena Allah tidak rela ada yang menyakiti kita lagi.


 Ah Irhamnna ya Allah, terima kasih atas segala kecewa dan luka.

Indahnya kecewa, nikmatnya luka dan lezatnya kehilangan lagi... maka nikmat Allah yang mana lagikah yang sanggup aku ingkari.

Minggu, 21 Desember 2014

Senandung Ibu.


Sahabat,

Hari ini para sahabatku merayakan hari "Ibu". Panggilan yang begitu indah dalam alam jiwaku dan panggilan yang setiap perempuan ingin dipanggil. Dan tiba-tiba saja ada sungai kecil di ujung mataku, mengalir sempurna disetiap relung jiwaku... iya sempurna.

"Ibuuu...." 

Aku kangen dipanggil Ibu dari mulut mungil anak-anak ku, aku kangen anak-anak ku... Kangen dalam senandung tidak berujung yang akan terus aku senandungkan  agar anak-anak ku tahu bahwa aku sangat mencintai dan merindukan mereka.

Hari ini aku menundukkan kepala nyaris menyetuh sajadah, beribu doa ku panjatkan untuk mereka. Inginnya aku memeluk mereka dan ingin mereka menggelayutkan kepala mereka di pundak ku.

Ingin bisa melihat mereka memetik gitar dan menyenandungkan lagu syahdu sambil ku tatap dua bola mata indah di wajah mereka. Sambil mengulum senyum termanis milikku untuk mereka.

Ah tidak ada habisnya senandung kerinduan ini, senandung tidak terucap bergelayut rindu.

Wahai Allah sampaikan salam rinduku pada anak-anak ku, katakan padanya bahwa aku sangat mencintai mereka. Katakan pada mereka setiap nafasku selalu ada doa buat mereka.

Ya Allah... titip dekapan, titip genggaman, titip kecup, titip cium, titip belaian sayang, titip cinta untuk mereka... terangi mereka dengan Cahaya-Mu agar mereka tetap di Jalan-Mu.

Hari ini aku seakan terpaku menatap photo mereka waktu kecil yang tampan dan cantik dengan rambut hitam, dengan bibir mungil, dengan kulit sawo matang... Iya aku ingin mereka, meski mereka telah berubah menjadi dewasa.


Ibu mencintai kalian meski raga kita terpisah oleh lautan dan benua yang berbeda... 

Selamat berjuang anak-anak ku, selalu bersama senandung doa ibu.
Tulisan ini untuk anak-anak ku.

Jumat, 19 Desember 2014

Secangkir Kopi



Sahabat,

Aku bukan lah penikmat kopi... tapi memang kebiasaan kita nih sebagai manusia, terutama aku, sering banget melihat cangkir kopi orang lain itu bagus banget. Kemudian aku membayangkan kopi orang itu lebih enak dari kopi yang aku minum.

Padahal bukan tidak mungkin kopi yang aku minum sama dengan kopi yang orang itu minum. Atau bisa jadi kopi ku lebih enak. Dasar manusia sukanya membandingkan miliknya dengan milik orang lain. Hehehehe.... 

Setelah aku rasa dan pikir hidup ini memang seperti secangkir kopi... meski ditambah gula sebanyak-banyaknya tetap saja ada rasa pahitnya. 

Apa sih hubungannya secangkir kopi dengan kehidupan?!

Begini, misalnya....

"Kamu" adalah kopi, sedangkan aku adalah sebuah cangkir kosong.

Kata "kamu" bisa berupa pendamping hidup, bisa berupa sahabat atau bisa berupa dalam "arti yang lain"... intinya mereka yang ada di sekeliling kita ya.

Manusia kan diciptakan untuk saling melengkapi, selalu ada "kamu" yang menjadi bagian hidup manusia... iya dalam hidup ku dan hidup kamu.
"Kamu" lah yang mengisi hari-hari ku dengan kehangatan, mengisi hari-hari ku yang kosong, "kamu" selalu hadir mengisi dua sisi hidup ku, kadang manis dan kadang pahit.

Ada dari "kamu" yang kadang membuat aku menjadi orang yang rasanya tidak berguna, mereka menjatuhkan aku rasa pahit.

Ada juga dari "kamu" yang begitu senang dengan ku, bahkan mencintai ku, selalu tersenyum dan memberi aku ruang untuk berbagi dan menunjukkan jati diri, mereka yang membuat hidup aku manis.

Pahit dan manis yang berkombinasi menjadi sebuah kenikmatan dalam hidupku, seperti secangkir kopi hangat di pagi hari.

Dan satu hal yang harus aku ingat adalah "kamu" tidak akan selamanya ada di dekatku. "Kamu" akan berganti... datang dan pergi... seperti manusia yang dihidupkan kemudian dimatikan.

Menjadi cangkir, apapun isi kopinya jika cangkirnya indah, maka akan nikmat rasanya. 

Kesimpulannya adalah Hidup ini seperti secangkir kopi, pahitnya penambah nikmat, manisnya melupakan si pahit, karena sejatinya hidup adalah campuran antara manis dan pahit, antara luka dan bahagia. Dan sejatinya lagi kedua hal itu tidak ada bedanya lagi jika Allah menjadi sandaran.


Coba perhatikan secangkir kopi, dia memang tidak bening... tapi nikmat banget... ada rasa pahit dikit tapi justru rasa pahit itu yang menambah nikmatnya secangkir kopi. Jika tanpa kopi hanya akan terasa manis gula, lalu dimana nikmatnya?

Jarangkan ada orang mau minum kopi yang tidak ada rasa pahitnya sama sekali alias gulanya terlalu banyak. Gula memang manis, tapi ketika gula itu sedemikian banyaknya yaaa.... bikin malas juga minumnya.

Dan Allah begitu hebatnya menyiapkan porsi gula dan kopi dalam hidupku. Semua sesuai porsiku, sesuai takaran kekuatanku menikmati manis dan menyicipi getir kopi tidak akan lebih dari kemampuan ku.

Hidup memang ada kesulitan, tapi ketika aku menganggap kesulitan itu seperti pahitnya secangkir kopi, maka kesulitan akan mudah banget aku nikmati. So, kita nikmati saja sajian Allah ini dengan penuh syukur. Karena siapa yang bersyukur atas karunia Allah maka akan ditambah nikmatnya.


Selamat minum secangkir kopi kehidupan.

Kamis, 18 Desember 2014

Makna Ulang Tahun untuk Ku.




Sahabat,

Tepat jam 12 malam... iya hari ini berkurang umur ku. Hari ini berkurang kesempatan ku untuk memperbaiki diri, semakin jauh dari dunia dan semakin dekat kepada akhirat.

Hari ini jatah hidup ku di bumi Allah berkurang, istilah kerennya hari ini adalah hari lahir ku, orang Dabo Singkep bilang birthday :)

Setiap kali ulang tahun, aku selalu merenung "kemana sisa umur ku akan aku bawa?". Karena tidak lagi berguna apa yang sudah berlalu karena waktu tidak akan kembali, lebih penting memikirkan apa yang akan aku lakukan di sisa umur ini.

Merenung untuk segala dosa dan khilaf dimasa lalu. Aku mohonkan ampunan Allah dan maaf, semoga disaat nafas ku berhenti aku telah mendapat ampunan dan maaf dari orang-orang yang pernah aku lukai hatinya... "maafkan aku ya".

Merenung untuk mengisi waktu yang tersisa ini, untuk dimasa yang akan datang bisa menemani anak-anak menjadi orang yang berguna untuk nusa bangsa, umat manusia dan agama serta menjadikan aku their shoulder to cry on. 

Merenung untuk segala kesombongan yang pernah melekat di jiwa ku, semoga bisa menjadi pelajaran untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi di waktu yang tersisa.

Merenung untuk kebahagian, rahmat kasih sayang Allah yang begitu besar tidak terkira... ah Alhamdulillah yang tidak terkira, terima kasih Allah, terima kasih telah menghadirkan segala cinta. 

Semoga diri ini diberi kekuatan dan kemudahan untuk menggapainya dan semoga Aku mampu memantaskan diri untuk memperoleh semua itu.

Hidup memang singkat dan terlalu singkat untuk di isi yang sia-sia. Waktu tidak akan berguna lagi ketika aku sibuk dengan urusan dunia.


Ketika aku sibuk dengan urusan dunia maka Allah akan menyibukkan aku dengan hal-hal yang sia-sia.


Padahal janji Allah adalah;

Ketika aku mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti

Dan Allah tidak pernah ingkar janji, bukan?

Semoga di tahun datang akan lebih baik lagi, ini pun jika Allah masih menitipkan nafas. Jika tidak ada lagi, semoga kepulangan ku membawa bekal yang pantas untuk menghadap sang Illahi. Entah sampai kapan, esok? lusa? nafas pasti akan terhenti. 

Umur memang terus berkurang dari hari ke hari. Semoga di sisa waktu yang ada, kehidupan akan lebih baik dan bermakna. Bahkan dalam kehidupan setelah kematian sekali pun.

Selamat Ulang Tahun untuk diri ku sendiri, "jadikan kebencian orang-orang sebagai motivasi untuk memperbaiki diri. Dan jadikan segala cinta dari orang-orang yang mencintai ku sebagai inspirasi untuk terus berbagi".

Hidup adalah siang dan malam. Dan aku tidak bisa membuat semua orang suka dan mencintai ku, bukan??????


Kira-kira begitu makna Ulang tahun untuk Ku.

Selasa, 16 Desember 2014

One Last Cry



One Last Cry

My shattered dreams and broken
Heart are mending on the shelf.
I saw you holding hands standing so close to someone else.
Now I sit all alone, wishing all my feeling was gone.
I'd give my best to you
Nothing for me to do
But have one last cry.


One last cry
Before I leave it all behind
I've gotta put you out of my mind,this time
Stop living a lie.
I guess I'm down to one last cry.

Cry.....

I was here,you were there.
Guess we never could agree.
While the sun shines on you,
I need some love to rain on me.
Still, I sit all alone,
Wishing all my feelings were gone.
Gotta get over you.
Nothing for me to do
But have one last cry.



I know I gotta be strong,
But 'round me
Life goes on and on and on, and on
I'm gonna dry my eyes
Right after I have my one last cry.

Sahabat...

Mendengarkan lagu One Last Cry (Brian Mcknight), kira-kira (menurut ku) menggambarkan seseorang yang ingin menjadikan tangisan ini sebagai tangisan terakhir, yang setelah menghapus bening di ujung mata, dia berharap dapat melangkah tanpa air mata lagi.

Iya, setiap tangis pasti berharap bahwa sesak ini adalah sesak terakhir, isak ini adalah isak yang tidak akan pernah datang lagi di sisa nafasnya. Tapi kan tidak ada bahagia yang abadi, derita juga tidak abadi.

Hidup ini sebenarnya hanya pindah dari senang ke sedih dan ke senang lagi, dari ada-tiada-ada. Begitulah hidup ada yang hadir dan ada yang pergi, ada senyum dan ada juga airmata.

Jika airmata adalah embun maka jatuhnya akan meluruhkan luka, jadi menangislah.... tapi jangan lama-lama ya. hehehe...

Sungguh hidup ini adalah panggung sandiwara, misteri bahkan... dan Allah lah sang sutradara. Kita hanya aktor yang harus memainkan peran sebaik-baiknya, agar pentas ini tidak sia-sia.

Menangislah jika isak ini adalah bagian dari tuntutan peran. Dan menangislah jika  tangis ini akan menyempurnakan sandiwara didunia ini. Dan menangislah untuk mendekatkan kita kepada Allah.

Iya, for one last cry....

Sambil membaca buku di teras belakang rumah, ditemani renai hujan menghadap ke rumput yang basah oleh hujan yang mengguyur Jakarta tanpa henti, manatap mawar putih yang juga sama basahnya... One last cry masih setia menemani.

Senin, 15 Desember 2014

Allah, Titip Salam Cinta buat Mamak.



Sahabat...

Hari ini tepat 23 tahun yang lalu (16 Desember 1991), Mamak pergi menghadap illahi... pada saat aku masih membutuhkannya untuk mengajarkan aku lebih banyak tentang kasih sayang.

Semoga Allah memuliakannya, dan merawatnya disana dengan kasih sayang seperti Mamak merawat ku dengan tangan lembutnya.

Mamak dengan tangan halusnya telah membesarkan aku, mengajarkan aku berjalan dan mengaliri kehangatan cinta agar aku mengerti bahwa cintalah yang telah membesarkan aku.

Ya Allah, titip salam cinta untuk Mamak...

Yang disetiap tarikan nafasnya adalah sambungan nyawa ku... yang sakitnya karena kenakalan ku adalah pergulatan dahsyat.

Yang setiap tetes peluhnya adalah hidangan ternikmat disetiap detik kehidupan ku. Yang tetesan airmatanya adalah kekuatan terhebat. Yang setiap senyum dan tawanya bersamaku adalah pelepas dahaga hausnya nurani.

Ya Allah, titip salam cinta untuk Mamak...

Titip dekap hangat ku, titip genggaman erat tanganku, titip kecup dikening, titip cium, titipkan doa-doaku untuk keabadiannya.

Terima Mamak ya Allah... bahagiakan Mamak, muliakan Mamak, ampuni kesalahannya, dan pertemukan aku dengannya jika aku pulang nanti.


Mamak... maafkan anak mu karena jarang mampir kerumah keabadian Mamak, untuk menabur bunga dan menyiram harum mawar.

 Tapi Jangan kuatir Mak...

 Taburan doa dan siraman Alfateha selalu aku kirimkan dari jauh. 

Minggu, 14 Desember 2014

Angsa Putih.


Sahabat,

Kali ini aku sedang mencoba berbagi rasa melalui gambar. Jika Angsa Putih nan cantik ini adalah aku, kira-kira apa yang sedang aku pikirkan?.... Dan jika Angsa Putih ini adalah sahabat, apa yang sedang sahabat pikirkan...

Lihatlah...

Angsa Putih nan cantik itu berada ditempat gelap sendiri, tapi bersinar cantik memancar Nur Illahi pasti. Tubuhnya lembut dan basah menunjukan betapa sehatnya sang Angsa. Bulunya putih bersih yang menyelimuti sekujur tubuhnya, dan wajahnya merunduk malu, pipi putih kemerah-merahan milik Sang Angsa. 

Cantik itu pasti, tapi bahagia kah Sang Angsa? Atau luka dalam kah ia? sehingga dia lebih suka menyendiri...

Ah, dia tidak sendiri... ada rembulan terang, ada danau yang lembut membawanya kesana kemari, ada angin yang berhembus menyejukan dan ada Allah pastinya yang selalu melimpahkannya dengan kucuran kasih sayang.

Iya, dia tidak sendiri ternyata...

Dan katakan kepada Sang Angsa bahwa :"Tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi, tidak ada langkah yang terlalu panjang untuk dijalani, dan tidak ada orang yang terlalu sulit untuk dihadapi..."

Ketika kita mampu menyikapi sebuah kehidupan dengan dewasa, bijak dan penuh rasa optimis, sungguh tidak ada yang tidak mungkin.

Jadi mulai sekarang jangan katakan :"Ya Allah masalah ini terlalu besar untuk ku". Tapi... katakan :"Duhai masalah, Tuhan ku terlalu besar untuk masalah ini..."

#this is it

Kamis, 11 Desember 2014

@Jenuh.... Saat yang terbaik kembali kepada-Nya.


Sahabat,

Pada akhirnya... semua akan menemukan yang namanya titik jenuh... dan pada saat itu... saat yang terbaik kembali kepada-Nya.

Ya Allah, tahukah Engkau bahwa malam ini aku sangat merindukan Mu... sangat ingin berbicara dengan Mu, sangat ingin Engkau mendengarkan apa saja yang aku alami di bumi milik Mu, sangat ingin dimanjakan oleh Mu.

Ah, sungguh hidup adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah yang lain, semoga aku mampu melewati semua ini. Sudahlah... semoga kamu, kamu dan kalian puas sudah melakukan semua ini ke aku dan yang penting dunia tidak ambruk karena kamu meninggalkan aku, meremehkan aku, merendahkan aku. 

Kenyataan aku masih bernafas dan masih banyak hidup-hidup yang harus aku jalani. Pernah aku kadang ingin berteriak oleh keputusan yang tidak sejalan dan bahkan hancur oleh keinginan-keinginan.

Betul bahwa hidup tidak selalu indah, betul bahwa hidup tidak selalu menyuguhkan semua yang aku inginkan, betul bahwa semua yang aku inginkan tidak semua bisa aku miliki. Betul bahwa kadang hidup ini terasa lebih pahit, betul kadang aku tertipu dengan dunia, aku tersakiti oleh kata-kata orang yang harusnya tidak aku masukan hati.

Iya, semua manusia pasti mengalami kondisi sulit, bosan, jenuh dalam kadar yang berbeda-beda tentunya. Yang menurut aku berat mungkin ringan untuk yang lain. Seluruh jalan terasa buntu.... 

Tapi beginilah hidup selama masih bernafas selama itu pula masalah akan datang. Hidup itu selalu berputar, hari ini sedih besok bahagia.

Lalu bagaimana agar terhindar dari semua yang menyakitkan itu?!

Allah Maha Adil, setiap cobaan sesuai takaran kemampuan masing-masing. Setiap ujian dan kerumitan hidup itu bukti kasih sayang Allah. Jadi yang bisa aku lakukan adalah menerima semua takdir hidup. Ikhlas, sabar dan berdoa.

Ya Allah tahukah Engkau bahwa nama Mu selalu aku sebut disetiap langkah ku, kuatkan hamba, ampuni hamba, cintai hamba, sayangi hamba dan jangan tinggalkan hamba sendiri melewati semua ini.

Ketika masalah datang, Allah tidak meminta aku berpikir hingga penat mencari jalan keluar, karena jalan keluar milik Allah. Yang Allah minta hanya aku sabar dan sholat.

Terus dzikir deh, terus dzikir jangan berhenti sampai tenang dan airmata habis. Ayo hapus airmata ya... sabar dan shalat !!!... Jika terasa buntu jangan cari jalan keluar yang tambah masalah, jangan menyelesaikan masalah dengan masalah.


Ah lega rasanya setelah melepas satu kebodohan dipundak ku...

Rabu, 10 Desember 2014

Rem nya Jiwa.


Sahabat,

Bicara soal rem nya jiwa, apa yang mampu menahan jiwa dari berbuat maksiat, jawaban ku pasti "Iman". Seberapa besar iman mampu menahan ku dari menabrak yang di haramkan?

Pasti butuh minyak rem yang banyak dan kaki yang terlatih untuk menginjak rem setiap saat, butuh makanan jiwa, butuh pengendalian diri yang utuh. Dan buatku puasa sunah ampuh sekali menjadikan rem jiwaku.

Iya, puasa adalah rem, ketika aku mampu menahan diri dari yang di halalkan di hari itu demi mencapai cinta Allah, maka rem-rem yang lain dijamin akan berfungsi.

Rem untuk tidak bicarakan orang, rem untuk tidak dusta/bohong, rem untuk tidak pergi ke tempat-tempat maksiat, rem untuk tidak menyakiti hati hamba yang lain, rem dari mencuri-curi pandang dan membagi perhatian kepada yang bukan muhrimku.

Maha Agung Allah yang telah mengajarkan kita puasa ya... Ternyata puasa itu sehat... halal itu nikmat... Subhanallah.

Puasa sunah itu meningkatkan derajat manusia dan taqwa (menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya). Setelah aku terbiasa taqwa maka rem didalam jiwaku akan bekerja di hari-hari lain tanpa harus bersusah payah menginjak rem berlebihan, jiwa yang aku bawa pun akan terbiasa menghindar dari maksiat yang kadang nyerempet-nyerempet. Pakem deh rem nya hehehe...

Puasa  sunah mencetak pribadi yang terbiasa taat/taqwa dan tabungan untuk kebahagian hidup yang tanpa akhir di akhirat nanti. subhanallah, terima kasih ya Allah... Engkau ajarkan kami berpuasa agar kami bahagia dunia dan akhirat.

Puasa sunah yok karena Allah

Selasa, 09 Desember 2014

Warteg !!


Sahabat,

Tadi siang aku makan siang bersama para sahabat untuk acara syukuran dan perpisahan, karena aku akan meninggalkan mereka dalam jangka waktu yang cukup lama.... mau tahu mereka membawa aku makan dimana? di WARTEG...

Ada yang pernah tahu rasanya makan di Warteg? Ah indahnya....

Tidak ada AC, kipas angin pun ala kadarnya. Duduknya di bangku memanjang dengan menatap aneka makanan di estalase dihadapan ku yang kacanya bisa dibuka untuk menambah apa saja yang aku sukai.

Berdesakan bahu dengan bahu di sebelah ku, parfum ku pun luntur oleh keringat ku sendiri yang mengucur deras, baju lengan panjang ku terasa sembab dan lusuh oleh keringat yang merembes dari rambut...

Ah indahnya makan dengan cara seperti ini, sungguh pengalaman yang indah... Iya Warteg itu indah.

Dan selesai makan aku sibuk berterima kasih dengan senyuman ku yang tulus kepada para sahabatku... berterima kasih dengan senyum kepada ibu pemilik warung. Apapun terima kasih ya sudah menemani aku makan siang ini... Besok ke Warteg lagi ya... (Akunya yang mikir-mikir) hahahaha....

Ya Allah, muliakan mereka jiwa-jiwa yang rela berbagi kesederhanaan dengan ku, inilah jiwa-jiwa yang mengembalikan jiwaku yang hampa, kosong, dan nyaris tenggelam oleh kemewahan.

Terima kasih ya Allah karena mereka lah aku belajar untuk mengenal kesederhanaan. Di dalam setiap kesederhanaan aku bisa menemukan diriku lagi. Setiap kejernihan mendekatkan aku dengan pemilik napas ku... Ah indahnya jiwa yang rela.

Dan aku tidak sanggup untuk tidak menitikkan airmata bahwa semua yang Allah tunjukkan dengan indah ini adalah bukti bahwa Allah itu indah. 

Coba deh makan di Warteg, dengan keringat bercucuran seperti sauna adanya disini ini dan senyum manis pemilik sang Warteg adalah senyum manis milik ibu, sosok yang sangat aku rindukan. Ada indahnya cipta Allah disana loh.


"Besok belajar naik bis ya"... Tidaaaakkk!!!
hahahahaha...(belum siap mental).

Senin, 08 Desember 2014

Dealova


Dealova

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
aku ingin menjadi sesuatu yg mungkin bisa kau rindu
karena langkah merapuh tanpa dirimu
oh karena hati tlah letih

Aku ingin menjadi sesuatu yg selalu bisa kau sentuh
aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
tanpamu sepinya waktu merantai hati
oh bayangmu seakan-akan

 Kau seperti nyanyian dalam hatiku
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada

Hanya dirimu yg bisa membuatku tenang
tanpa dirimu aku merasa hilang
dan sepi, dan sepi

Selalu ada, kau selalu ada
Selalu ada, kau selalu ada


Sahabat,

Senja ini aku habiskan waktu di teras belakang rumah, dengan sebuah buku dan senandung Dealova, sebuah lagu lama yang menjadi lagu kebangsaan bagi yang sedang in love hahahahaha....

Jika Dealova dimaknai sebagai cinta kepada Allah.... Subhanallah.

Senja ini, aku ingin memberi arti pada cinta dari kalimat milik Allah:

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang di ingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)" QS. Ali Imran: 14)

Dari kalimat diatas Allah memberi keindahan pada manusia berupa perhiasan... dan perhiasan itu bernama cinta.

Kata perhiasan untuk ku adalah sesuatu yang mahal, sesuatu yang harus ditempatkan ditempat yang semestinya. Contohnya dengan "cinta"... jika cinta ditempatkan dibawah perut bukan ditempatkan pada hati maka rusak dan hancur tuh perhiasan. :) Hilang makna cinta yang ada nafsu.

Makna cinta akan berubah menjadi nafsu... sama-sama 5 huruf tapi artinya jauh berbeda.

Kembali ke kalimat diatas... dan kepada Allah lah tempat kembali... artinya, cinta selain Allah hanya perhiasan dan kembali kepada Allah lah cinta yang sesungguhnya.

Mari memaknai cinta lagi... haih...

Jadi untuk menumbuhkan cinta atau mencintai secara mendalam kepada Allah caranya adalah dengan "mendekatkan diri kepada Allah". Semua rasa hadirkan pula untuk Allah. Inilah cinta yang sebenarnya cinta, inilah arti cinta dalam surat Ali Imran diatas.

"Kau seperti nyanyian dalam hatiku, Yang memanggil rinduku pada Mu, Seperti udara yang ku hela, Kau selalu ada... Kau selalu ada"

Sabtu, 06 Desember 2014

Harmoni


Aku mengenal di Kau
Tak cukup lama separuh usia ku
Namun begitu banyak... pelajaran
Yang aku terima

Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Tinggal ku lukis dengan tinta pesan damai
kan terwujud harmoni...

Segala kebaikan...
Tak kan terhapus oleh kepahitan
Ku lapangkan resah jiwa
Karna ku percaya
Kan berujung indah


Syair diatas adalah lirik dari lagu Padi, Harmoni judulnya... lagu lama. Tadi aku kembali mendengar lagu itu dari audio mobil ku, dan kemudian jiwaku menerawang mencari jawaban dari kata "Kau" dalam lagu ini.

Kemudian dan kini aku mengerti bahwa kata "Kau" dalam lagu ini adalah semua yang telah mendewasakan aku selama ini yaitu "Allah". Dengan cara Allah mengambil satu demi satu yang aku miliki untuk mendewasakan aku dan untuk membuat aku mengerti arti dari hidup ini.

Kemudian Allah mengganti dengan yang lebih indah juga untuk membuat aku mengerti bahwa hidup ini tidak selamanya indah dan hidup ini juga tidak selamanya menyakitkan.

Karena indah dan menyakitkan akan datang silih berganti....

Jadi inilah harmoni hidup ketika tidak selamanya indah, dan ketika tidak selamanya sulit.


Lelah, gelisah, cinta, cemburu, amarah, kesal, sepi, hening, ditinggalkan dan didatangi, ada dan ketiadaan, napas dan kepulangan semua hanya untuk membuat kita mengerti hidup ini... inilah harmoni yang diciptakan Allah, dan kini aku mengerti.

Terima kasih Allah yang telah menghadirkan harmoni untuk aku nikmati bersama nafas  yang Engkau titipkan dan akan aku jalani dengan senyum terindah. Aku janji untuk selalu bersyukur. 

Jumat, 05 Desember 2014

Berhentilah Mengeluh !!


Sahabat,

Aku memiliki seorang sahabat dekat, kalau bicara ramah meski tidak terlalu lembut namun selalu menarik untuk didengar. Ia sederhana secara materi... tapi hatinya tidak sederhana... hatinya sangat kaya, kaya raya dengan nilai-nilai kehidupan.

Sahabatku ini tinggal dirumah yang sempit, di Gang yang sempit pula... yang nyamuknya mungkin lebih banyak dari jumlah penghuninya, yang radio tetangga terdengar kerumahnya karena nempel, yang tak ber-AC.

Dan dirumah yang sempit inilah sahabatku menghidupi ayah dan ibunya plus seorang kakaknya dan seorang keponakan anak adiknya yang telah menjadi yatim. Dengan gaji dibawah rata-rata... Allah menggantungkan dipundaknya 5 nyawa termasuk dirinya sendiri.

Subhanallah... Ketika Allah menitipkan beban maka Allah akan memenuhi.

Aku tidak mampu menghitung bagaimana uang yang hanya segitu... sahabatku ini mampu menafkahi semua orang dirumahnya tanpa kekurangan. Jika aku makan 3x sehari, sahabatku ini juga makan 3x sehari. Jika aku pulang membawakan coklat untuk orang rumah, sahabatku ini pun membawakan coklat untuk keponakannya yang kecil.

Jadi aku simpulkan bahwa rezeki itu bukan banyaknya, tapi seberapa berkah yang Allah titipkan.

Ada dua hal yang dapat aku pelajari dari sahabatku ini...

Pertama, keikhlasannya, ia ikhlas menerima semua yang diletakkan Allah dipundaknya. Aku bahkan tidak pernah mendengarnya mengeluh. Kedua, rasa syukurnya, ia mensyukuri sedikit yang diberikan Allah dan apa-apa yang tidak Allah berikan untuknya.

Sahabatku menganggap yang bukan miliknya ini memang tidak pantas menjadi miliknya menurut Allah dan ia ikhlas karena keputusan Allah. Ia yakin Allah akan mencukupkan, meski tidak berlebihan... Kan Allah memang tidak suka yang berlebihan bukan?

Pesannya untuk ku yang selalu aku ingat :"Ketika kita ridho atas apa-apa yang menjadi keputusan Allah atas hidup kita, maka Allah akan ridho terhadap apa-apa yang kita miliki. Ikhlas, mensyukuri maka Allah akan menambah nikmat... Allah tidak pernah ingkar janji".

Iya sahabatku ini benar bahwa syukur akan menambah nikmat Allah.

Jadi, berhentilah mengeluh... Bahagia itu bukan banyaknya tapi nikmat yang dititipkan Allah. Karena kalau kita ngeluh, penatnya nambah, nikmatnya tidak nambah. 

Contohnya "kalau kita syukuri gaji yang sedikit maka nikmatnya akan Allah tambah, ingat loh bukan jumlah uangnya yang bertambah tapi nikmatnya. Dan kalau tidak punya pacar/pasangan ya tidak usah ngeluh, kan ngeluh tidak bikin jadi punya pacar/pasangan kan? mendingan di syukuri, dengan sendiri terjaga dari dosa-dosa zina.

Maka nikmat Allah yang mana kah yang sanggup kita dusta kan?

Rabu, 03 Desember 2014

Syathana.



Sahabat....

Dalam bayangan ku setan itu mahluk bertubuh besar, berambut panjang, bermata merah, memiliki tanduk di ujung kepalanya yang menyala ketika melihat mangsanya.

Tapi... setelah aku sadari ternyata setan itu bukan hanya tidak terlihat tapi juga terlihat dan berwujud manusia.... bahkan ada setan yang manis dan cantik siap menggoda lawan jenisnya dengan rayuan, lirikan dan senyum mautnya plus rok pendek. Setan juga bisa berwujud jabatan dan uang.

Setan itu mahluk yang ada dimana-mana... tawaf mengelilingi diri kita yang bernama manusia hehehehe...

Semoga Allah melindungi ku dari menjadi tangan setan untuk menaklukan mahluk-Nya yang bernama laki-laki yang konon kabarnya lemah terhadap tiga godaan... tahta, harta dan wanita.

Dan ternyata setan itu adalah sebuah "gelar"... gelar bagi mereka yang kelakuannya menyesatkan orang lain artinya aku dan kita semua bisa jadi setan dan mampu berpredikat setan, gitu kan ya?

Setan itu berarti "jauh" berasal dari kata syathana. Jadi semua yang menjauh dari Allah, menjauh dari kebenaran, menjauh dari kasih sayang Allah itu setan. Dan setan ini selalu lupa sama Allah dan menjauh dari Allah.

Setan juga ada disaat kita jatuh cinta lagi (padahal kita sudah ada pendamping)... iya saat kita jatuh cinta setan bertanggung jawab untuk menjadi guru zina, memberi petunjuk bahwa pegangan tangan itu indah banget, menatap mata si dia itu nikmat banget ... keinginan untuk selalu dekat dengan dia seolah-olah menjadi tanggung jawab setan untuk mengupayakan ini terjadi.

Dan tidak jarang kita terjebak oleh bisikan setan di telinga kita...

Terus bagaimana agar tidak gampang menjadi pengikut setan?

Perang melawan setan, pasti tidak sama dengan berperang melawan manusia. Setan itu lebih canggih tipu dayanya, lebih profesional pekerjaannya, lebih banyak jumlahnya, serta tidak tampak wujudnya.

"Seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan berzikir kepada Allah" ini kuncinya agar setan kabur. Zikir itu tameng melindungi seluruh tubuh serta jiwa kita.

Jadi mulai sekarang, jadikan zikir pakaian sehari-hari maka terbayang hidup yang jauh dari bisikan setan. Hari-hari kita akan menjadi hari-hari penuh kemenangan.


Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaha illallah Wallahu Akbar, Walahaulawala quata Illa Billah.

Insomnia




Mungkin ini memang jalan takdir ku
Mengagumi tanpa di cintai
Tak mengapa bagiku asal kau pun bahagia
Dengan hidupmu, dengan hidupmu

Telah lama ku pendam perasaan itu
Menunggu hatimu menyambut diriku 
Tak mengapa bagiku cintamu pun adalah
Bahagia untuk ku, bahagia untuk ku

Ku ingin kau tahu diriku disini menanti dirimu
Meski ku tunggu hingga ujung waktu
Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya

Dan izinkan aku memeluk dirimu kali ini saja
Tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya
Dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja

Lyric lagu "Cinta Dalam Hati"

Sahabat,

Dua bait terakhir yang ingin aku katakan pada sang kamu yang telah berlalu, putih berarakan sempurna... memperindah langit biru.. hehehe.... sang awan.

Malam sudah larut, saat ini aku sedang duduk di teras belakang rumah, dengan singkong rebus hasil panen dari kebunku siang tadi dan teh manis hangat...

Ditemani bintang gemintang, ada bulan bulat, ada angin yang menghempas lembut, ada langit hitam yang menghitamkan dirinya agar bintang dan bulan jadi terlihat, ada pohon yang daunnya menari bak nyanyian zikir  dan di intip cicak di dinding, disemerbaki harum melati dari kebun ku yang penuh dengan bunga...

Ah indahnya malam ini....

Sambil mendengarkan suara lembut Pasha (Ungu), aku sedang membayangkan jika suara lembut itu suaraku dengan di iringi petikan gitar dari tangan mungil ku... iya pasti meleleh air mataku bila ini adalah kenyataan... aku pasti dan pasti dan pasti... hahahaha... menghayal.com.

Ah alunan lagu diatas hanya mengisi telingaku dan membuai, melantakan dan membuat hatiku terbelah serta mengkeping-kepingkan jantung hatiku... 

Lebih indah berzikir karena alunan zikir akan mengisi ruang kosong antara bumi dan langit akan menembus batas alam mencapai cinta Illahi.

Bukan kah ini yang sedang aku cari...

Sungguh tulisan tidak penting malam menjelang pagi ini... insomnia ku kambuh sepertinya, GAWAT, hahahahaha.... 


"Bobo dong..."
SIAP!