Powered By Blogger

Jumat, 19 Desember 2014

Secangkir Kopi



Sahabat,

Aku bukan lah penikmat kopi... tapi memang kebiasaan kita nih sebagai manusia, terutama aku, sering banget melihat cangkir kopi orang lain itu bagus banget. Kemudian aku membayangkan kopi orang itu lebih enak dari kopi yang aku minum.

Padahal bukan tidak mungkin kopi yang aku minum sama dengan kopi yang orang itu minum. Atau bisa jadi kopi ku lebih enak. Dasar manusia sukanya membandingkan miliknya dengan milik orang lain. Hehehehe.... 

Setelah aku rasa dan pikir hidup ini memang seperti secangkir kopi... meski ditambah gula sebanyak-banyaknya tetap saja ada rasa pahitnya. 

Apa sih hubungannya secangkir kopi dengan kehidupan?!

Begini, misalnya....

"Kamu" adalah kopi, sedangkan aku adalah sebuah cangkir kosong.

Kata "kamu" bisa berupa pendamping hidup, bisa berupa sahabat atau bisa berupa dalam "arti yang lain"... intinya mereka yang ada di sekeliling kita ya.

Manusia kan diciptakan untuk saling melengkapi, selalu ada "kamu" yang menjadi bagian hidup manusia... iya dalam hidup ku dan hidup kamu.
"Kamu" lah yang mengisi hari-hari ku dengan kehangatan, mengisi hari-hari ku yang kosong, "kamu" selalu hadir mengisi dua sisi hidup ku, kadang manis dan kadang pahit.

Ada dari "kamu" yang kadang membuat aku menjadi orang yang rasanya tidak berguna, mereka menjatuhkan aku rasa pahit.

Ada juga dari "kamu" yang begitu senang dengan ku, bahkan mencintai ku, selalu tersenyum dan memberi aku ruang untuk berbagi dan menunjukkan jati diri, mereka yang membuat hidup aku manis.

Pahit dan manis yang berkombinasi menjadi sebuah kenikmatan dalam hidupku, seperti secangkir kopi hangat di pagi hari.

Dan satu hal yang harus aku ingat adalah "kamu" tidak akan selamanya ada di dekatku. "Kamu" akan berganti... datang dan pergi... seperti manusia yang dihidupkan kemudian dimatikan.

Menjadi cangkir, apapun isi kopinya jika cangkirnya indah, maka akan nikmat rasanya. 

Kesimpulannya adalah Hidup ini seperti secangkir kopi, pahitnya penambah nikmat, manisnya melupakan si pahit, karena sejatinya hidup adalah campuran antara manis dan pahit, antara luka dan bahagia. Dan sejatinya lagi kedua hal itu tidak ada bedanya lagi jika Allah menjadi sandaran.


Coba perhatikan secangkir kopi, dia memang tidak bening... tapi nikmat banget... ada rasa pahit dikit tapi justru rasa pahit itu yang menambah nikmatnya secangkir kopi. Jika tanpa kopi hanya akan terasa manis gula, lalu dimana nikmatnya?

Jarangkan ada orang mau minum kopi yang tidak ada rasa pahitnya sama sekali alias gulanya terlalu banyak. Gula memang manis, tapi ketika gula itu sedemikian banyaknya yaaa.... bikin malas juga minumnya.

Dan Allah begitu hebatnya menyiapkan porsi gula dan kopi dalam hidupku. Semua sesuai porsiku, sesuai takaran kekuatanku menikmati manis dan menyicipi getir kopi tidak akan lebih dari kemampuan ku.

Hidup memang ada kesulitan, tapi ketika aku menganggap kesulitan itu seperti pahitnya secangkir kopi, maka kesulitan akan mudah banget aku nikmati. So, kita nikmati saja sajian Allah ini dengan penuh syukur. Karena siapa yang bersyukur atas karunia Allah maka akan ditambah nikmatnya.


Selamat minum secangkir kopi kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar