Powered By Blogger

Selasa, 16 Desember 2014

One Last Cry



One Last Cry

My shattered dreams and broken
Heart are mending on the shelf.
I saw you holding hands standing so close to someone else.
Now I sit all alone, wishing all my feeling was gone.
I'd give my best to you
Nothing for me to do
But have one last cry.


One last cry
Before I leave it all behind
I've gotta put you out of my mind,this time
Stop living a lie.
I guess I'm down to one last cry.

Cry.....

I was here,you were there.
Guess we never could agree.
While the sun shines on you,
I need some love to rain on me.
Still, I sit all alone,
Wishing all my feelings were gone.
Gotta get over you.
Nothing for me to do
But have one last cry.



I know I gotta be strong,
But 'round me
Life goes on and on and on, and on
I'm gonna dry my eyes
Right after I have my one last cry.

Sahabat...

Mendengarkan lagu One Last Cry (Brian Mcknight), kira-kira (menurut ku) menggambarkan seseorang yang ingin menjadikan tangisan ini sebagai tangisan terakhir, yang setelah menghapus bening di ujung mata, dia berharap dapat melangkah tanpa air mata lagi.

Iya, setiap tangis pasti berharap bahwa sesak ini adalah sesak terakhir, isak ini adalah isak yang tidak akan pernah datang lagi di sisa nafasnya. Tapi kan tidak ada bahagia yang abadi, derita juga tidak abadi.

Hidup ini sebenarnya hanya pindah dari senang ke sedih dan ke senang lagi, dari ada-tiada-ada. Begitulah hidup ada yang hadir dan ada yang pergi, ada senyum dan ada juga airmata.

Jika airmata adalah embun maka jatuhnya akan meluruhkan luka, jadi menangislah.... tapi jangan lama-lama ya. hehehe...

Sungguh hidup ini adalah panggung sandiwara, misteri bahkan... dan Allah lah sang sutradara. Kita hanya aktor yang harus memainkan peran sebaik-baiknya, agar pentas ini tidak sia-sia.

Menangislah jika isak ini adalah bagian dari tuntutan peran. Dan menangislah jika  tangis ini akan menyempurnakan sandiwara didunia ini. Dan menangislah untuk mendekatkan kita kepada Allah.

Iya, for one last cry....

Sambil membaca buku di teras belakang rumah, ditemani renai hujan menghadap ke rumput yang basah oleh hujan yang mengguyur Jakarta tanpa henti, manatap mawar putih yang juga sama basahnya... One last cry masih setia menemani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar