Powered By Blogger

Senin, 04 Agustus 2014

Tradisi Rantangan dan Harapan Hidup Panjang.

gambar dari google


Sahabat....

Dalam susun rantang itulah saat ini cerita terentang panjang. Saat menjelang Idul Fitri, dimana umat Islam akan segera merayakan kemenangannya kita bergegas dan berlomba mengolah hidangan untuk hari raya penuh suka cita. Suara takbir ditingkah mercon darderdor seakan menjadi penyemangat.


Adalah dendam muara dari semua ini, lalu bagaimana dendam dan rantang  bisa bersekutu? Seikat dendam adalah rasa sakit hati tak terbalas, bukan saja dendam pada kelezatan santap siang setelah ramadhan tapi juga dendam akan hubungan sosial yang tidak mulus, bertingkah antara sekutu dan berseteru silih berganti, maka kitab suci menyeru untuk segera kembali pada yang fitri, meletakkan harkat, martabat dan pangkat untuk tunduk pada titah Tuhan.

Dan nafsu dan ego manusia mencoba patuh pada kitab suci dengan mengulurkan sesembahan berupa makanan berpanci-panci, sebagai tafsir dari arti kemenangan yang mudah diaplikasi. Dendam nafsu pun berbalas secara naluriah, menyatap siang dengan menu beragam adalah kemenangan.


Lalu bukan sifat kita kalau tidak bertepo sliro (menenggang perasaan orang lain) dan bersalaman. Di kitab suci pun juga ditegaskan untuk menyambung silaturrahmi. Maka penemuan rantang bersusun menjadi medium komunikasi yang efektif. Jika seuntai kata maaf lewat mulut atau teks indah dalam kotak layar kecil telepon genggam sekedar symbol.


Tidak untuk sebuah rantang bersusun yang datang saat malam takbiran maupun setelah sholat ied. Bukan saja sebuah penyambung persaudaraan maupun permintaan maaf, akan lebih berarti pada citarasa pengolahan yang dipertaruhkan.


Dalam susunan rantang maka bisa kita dapati opor ayam, semur daging, sambel goreng ati dan ketupat menempati sisi teratas atau tergantung diluar rantang. Bisa jadi berarti sebelum kita menikmati sajian, terucap maaf lewat ketupat, segera disiram kuah santan untuk segera diampuni kesalahan dan disetiap cacah sambal goreng ati silaturrahmi dan berbagi, semur daging manis pun menjadi puncak dari pencapaian indahnya hidup bersama. 


Dengan senyum merekah maka tali silaturrahmi terentang erat dan sehat bahagia menikmati suguhan yang lezat menjadikan umur kita panjang bermakna.


Selamat Merayakan hari Kemenangan yang indah dan penuh berkah. Mohon maaf Lahir Bathin.

Wassalam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar