Powered By Blogger

Minggu, 21 Juni 2015

Berjiwa Setenang Samudera

 
 
Sahabat,
 
Lihatlah betapa tenangnya samudera nan luas yang dilihat dari ujung pantai, sangat hening, diam tidak bergerak, khidmat, dingin, hampa, bahkan angker.
 
Tapi...
 
Tahukah apa yang terjadi di bawah samudera itu? yaitu gelombang maha dahsyat, runtuhnya gunung es di bawah laut, bergemuruh, bahkan ikan besar memangsa ikan kecil, hiu berebut mangsa.
 
Itulah samudera.... apa yang tampak dipermukaan beda dengan yang ada di dalam samudera.
 
Begitu juga jiwa manusia... tenang tidak berarti tidak bergejolak, bahagia tidak berarti tidak menyimpan luka, tertawa tidak berarti tidak menyimpan tangis, hening tidak berarti tidak menyimpan amarah... dst.
 
Aku pun menilai bahwa jiwa manusia adalah samudera yang nampak tenang namun bergejolak di dalamnya.
 
Gejolak rasa itu akan selalu ada suka tidak suka ia akan hadir. Dan... Allah adalah penenang gejolak itu, hanya Allah bukan yang lain.
 
Allah akan hadir ketika aku mampu meredam amarah, ketika aku mampu mengubah dendam menjadi doa, ketika aku sanggup menahan gejolak jiwa ku menjadi hening.
 
Ketika aku berusaha setenang samudera menghadapi semua riak hidup maka yang di dalam samudera akan ditenangkan oleh pemilik jiwa yaitu Allah.
 
Beginilah kira-kira yang aku yakini...
 
Atau salah ?!
 
Karena tidak jujur dengan perasaan sendiri???
 
Kemudian aku bertanya-tanya sanggupkah jiwa ku terlihat apa adanya, menangis ketika ingin menangis tanpa takut terlihat cengeng dan rapuh, marah ketika ingin marah tanpa harus pura-pura tersenyum untuk menyenangkan hati semua orang.
 
Mampukah aku melepas pembungkus rasa ku untuk menjadi aku apa adanya seperti yang terlihat ?! dan kemudian sedikit demi sedikit aku akan kehilangan orang-orang yang aku sayangi hanya karena aku ingin terlihat apa adanya aku ?! menjadi aku yang tanpa topeng, tanpa pembungkus rasa.
 
Agak sulit untuk ku karena aku selalu merasa bahwa hidup ku bukan untuk diri ku sendiri tapi untuk banyak orang.
 
Lalu bagaimana cara membuat yang di dalam samudera setenang di luar samudera... sebening dan sebiru luarnya ?!
 
Salah satu cara untuk memiliki jiwa setenang samudera adalah selalu dalam keadaan berwudhu, selalu berdzikir dan mengingat Allah. Rasakan sedikit demi sedikit gemuruh di dalam jiwa mulai tenang. Ini cara ku.
 
Karena hanya dengan mengingat Allah jiwa ku menjadi tenang, hanya bersama Allah aku jujur memperlihatkan semua perasaan ku tanpa pembungkus rasa, karena Allah lah pemilik jiwa ku, tempat aku mengembalikan semua gemuruh.
 
Akupun masih belajar... hehehe.
 
Tunggulah suatu hari nanti akan lahir Aku yang berjiwa setenang samudera dan tanpa pembungkus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar