Powered By Blogger

Kamis, 22 Oktober 2015

Si Abang

Sahabat,
Bagai disambar petir ketika dari mulutnya sendiri aku mendengar kabar bahwa si abang (demikian aku memanggil sahabatku ini) telah bercerai dari sang istri yang mengusirnya keluar rumah yang mereka beli dengan tabungan keringat dan cinta.

urrrgggghh, perih mendengarnya...
Tragis...itu yang melayang-layang di jiwa ku ketika aku mendengar alasan perceraian mereka adalah si abang mendapat KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) yang dilakukan oleh sang istri.

Istrinya si abang suka memukul jika marah, suka berteriak dan melempar segala yang ada ketika marah, dan bahkan tega membentak buah cinta mereka dan mampu berteriak segala jenis hewan yang ada di kebun binatang ketika amarahnya memuncak, dan yang lebih tragis adalah sang istri suka mengusir si abang dan buah cinta mereka ketika emosinya sendiri tidak terbendung.
Ya Allah, seorang perempuan yang kelihatan sangat lembut di mata ku dan cantik, ternyata didalamnya tidak seindah tampak luarnya.

Dengan terisak-isak si abang menceritakan kepada ku apa yang terjadi dan yang paling memilukan ternyata bukan perceraian itu tapi rasa sesal karena telah memilih perempuan yang keras yang menurut si abang waktu itu bisa ia ubah dan berubah seiring dengan waktu, ternyata TIDAK!!!
Dan penyesalan kedua bukan pengusiran istrinya tapi adalah si abang merasa telah menghadirkan perceraian bagi buah hati mereka (merasa telah salah memilihkan ibu, yang bukan saja tidak lembut tapi bisa mencubit dan membentak atas kenakalan kecilnya).
Dan si abang tidak pernah melawan dengan perkatan yang kasar sekalipun, apalagi melawan fisiknya yang didera lemparan-lemparan, hal itu karena si abang menjaga kondisi psikologis buah hati mereka.
aahh.. bisa aku rasakan kasih sayang yang teramat dalam.

Sungguh manusia akan memiliki ujian masing-masing, bahagia menurut penglihatan ku dengan ilmu ku yang sempit tapi Allah dengan ilmunya yang luas sedang memperlihatkan ujian ini.

Pilu banget rasa dihati ku melihat si abang ini menangis, dalam banget luka yang bisa aku rasakan ketika melihatnya menangis. Tangisnya begitu mengetarkan hati ku.
Aku membayangkan kalau selama ini KDRT hanya diteriakkan ketika terjadi kepada perempuan tapi dibungkam ketika terjadi pada laki-laki.

Mungkin sedikit sekali perempuan yang mampu berkata kasar, berlaku kasar, dan mencakar-cakar, tapi ternyata ada...

(jadi teringat cerita bahwa tidak semua lelaki itu perkasa ketika berhadapan dengan perempuan).

Hikmah yang bisa aku ambil dari cerita si abang adalah bahwa Tidak semua perempuan itu lembut seperti ibu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar